Sri Mulyani: Anggaran Inklusif adalah Kebijakan Ekonomi Pintar

0
766
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Menetapkan anggaran keuangan yang bersifat inklusif merupakan cara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperjuangkan kesetaraan bagi kaum wanita. Anggaran bersifat inklusif baik di Kementerian Keuangan dan seluruh instansi pemerintahan mendorong keberlangsungan wanita karier.

“Saya sebagai Menteri Keuangan wanita pertama merasa terdorong untuk memajukan kaum wanita baik di Kementerian Keuangan maupun di lembaga-lembaga lainnya,” kata Sri Mulyani di Jakarta beberapa waktu lalu.

Dikatakan Sri Mulyani, pihaknya merasa bertanggung jawab untuk memperjuangkan hak dan kebutuhan kaum wanita. Caranya dengan mengadopsi anggaran yang akan membantu kaum wanita memperoleh kesetaraan dengan laki-laki.

Desain anggaran yang inkulisf itu antara lain tampak di beberapa kebijakan sosial yang melibatkan kehidupan kaum wanita sehari-hari. Semisal, program jaminan sosial untuk kaum wanita, desain transportasi untuk menjaga keamanan bagi wanita, desain perkantoran yang membantu memenuhi hak dan kewajiban seorang wanita serta ibu.

“Hal-hal seperti ini mungkin terlihat sepele, namun sebenarnya sangat penting bagi kaum wanita,” kata Sri Mulyani.

Diakui Sri Mulyani ketika masih di Bank Dunia, hasil riset dan penelitian menyebutkan berinvestasi terhadap kesetaraan gender merupakan bentuk kebijakan ekonomi pintar. Kendati demikian, fakta menunjukkan partisipasi kaum wanita di lapangan kerja hanya 51%.

Baca Juga :   Komisi V Dukung Peningkatan Pagu Indikatif 2023 Kemendes PDTT

Juga di Kementerian Keuangan, rasio pegawai berdasarkan gender untuk golongan umur 22 tahun ke bawah masih cukup setara: hampir 50% untuk tiap-tiap gender. “Tapi semakin meningkat golongan umurnya, dan semakin tinggi jabatannya, rasio gender ini semakin tidak stabil, jumlah wanitanya semakin berkurang,” kata Sri Mulyani.

Berdasarkan hasil studi McKinsey and Company, ekonomi Indonesia dapat kehilangan kontribusi sebesar US$ 135 miliar selama 5 tahun ke depan jika kontribusi kaum wanita pada sektor ekonomi tidak ditingkatkan, terutama di sektor lapangan kerja dan juga pada tingkat manajemen atau direksi.

Leave a reply

Iconomics