Situasi Krisis Pandemi Ini Disebut Golden Opportunity Perbaiki Brand

0
910
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Kesulitan perekonomian di masa Covid-19 disebut menjadi golden opportunity bagi perusahaan untuk dapat memperbaiki brand perusahaan. Ketika masyarakat khawatir akan situasi di sekitarnya, maka inisiatif yang bisa dilakukan perusahaan membuat konsumen merasa nyaman sehingga membantu dan meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap brand.

“Kami melihat bahwa mengkapitalisasi situasi ini untuk meningkatkan loyalty lebih dimungkinkan dalam kondisi sulit ini. Karena orang tidak akan pernah lupa soal inisiatif yang Anda lakukan pada situasi tersebut,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra dalam sesi webinar “Indonesian Brand Festival 2020” secara virtual, Rabu (1/7).

Irfan mengatakan, untuk meningkatkan loyalitas tersebut, perusahaan harus dapat memahami perilaku dan kebutuhan pelanggannya. Karena itu, Garuda telah melakukan berbagai riset dalam skala kecil terhadap pelanggannya untuk mengetahui skala prioritas mereka dalam memilih maskapai penerbangan pada era ini.

Dari riset itu, kara Irfan, sebelum masa pandemi, prioritas utama konsumen dalam memilih penerbangan bergantung aspek harga dan penjadwalan. Dengan kondisi pandemi saat ini, muncul faktor baru yang menjadi pertimbangan konsumen yakni faktor keamanan dan kenyamanan saat melakukan penerbangan.

Baca Juga :   G20 Sepakat Kerjasama Pengembangan Vaksin dan Obat-obatan Covid-19

Di samping harga, faktor keamanan dan kenyamanan telah menggantikan faktor penjadwalan sebagai faktor utama yang dipertimbangkan oleh pelanggan memilih maskapai penerbangan. “Ini kami monitor secara mendalam apakah sifatnya sementara dan setelah 2 tahun kemudian akan kembali normal, atau apakah ini new normal dalam cara memilih pesawat,” kata Irfan.

Karena itu, kata Irfan, perusahaan fokus pada pelayanan penerbangan penumpang untuk dapat menjamin 2 aspek, yakni keamanan dan kenyamanan. Sedangkan, awak kabin telah dilengkapi alat perlindungan diri (APD) seperti masker, face shield, dan sarung tangan serta meminimalisir interaksi antara penumpang dan awak kabin.

Selain itu, perusahaan juga telah melaksanakan sistem filtrasi HEPA di seluruh pesawat untuk memastikan sistem sirkulasi udara lebih dari 95% bersih dari contagen seperti virus dan bakteri.

“Kita juga lakukan physical distancing dalam pesawat walau secara teori tidak perlu dalam pesawat. Tapi ini soal persepsi, bahwa ketika Anda berdekatan akan merasa tidak aman, jadi itu kita jaga. Saya harap dengan itu recovery bisa lebih cepat,” katanya.

Baca Juga :   AAJI Sebut Minat Masyarakat terhadap Asuransi Jiwa Naik Pasca-Pandemi Covid-19

 

 

Leave a reply

Iconomics