Gara-Gara Corona, Omzet Sarinah Anjlok di 2020

0
567
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Omzet PT Sarinah (Persero) turun secara drastis karena terdampak wabah virus corona. Bahkan kegiatan operasional Sarinah pun terpaksa ditutup sejak 2 bulan lalu karena sepinya transaksi dan kebijakan pembatasan jarak dan sosial untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

“Pengaruhnya (Covid-19) jelas, omzet Sarinah terjun bebas. Ini berpengaruh sekali tidak hanya ke Sarinah namun ke retail lainnya. Karena kalau tempat jualannya tutup otomatis income-nya tentu berkurang,” kata Direktur Utama Sarinah Ngurah Gusti Putu Sugiarta Yasa secara virtual di Jakarta, Kamis (14/5).

Ngurah mengatakan, kendati kegiatan operasional di Gedung Sarinah sudah tidak ada, perseroan belum ada rencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan. Sarinah justru akan menyiapkan terobosan dalam menghadapi perubahan perilaku konsumen yang disebut sebagai the new normal pasca-wabah virus corona.

Terobosan itu, kata Ngurah, dengan memberikan kesempatan kepada mitra-mitra usaha kecil dan menengah (UKM) lokal untuk masuk pada kanal penjualan daring Sarinah. Baik melalui media sosial, mitra e-commerce seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Blibli dan Blanja.com maupun pada situs resmi sarinahonline.co.id.

Baca Juga :   Usulan Anggota Komisi IX soal Gratiskan Tes PCR dan Tetap Disiplin Prokes Covid-19

“Kita tentu akan memanfaatkan sebisa mungkin platform digital Sarinah yang akan kita kembangkan lebih lanjut agar lebih friendly lagi,” kata Ngurah.

Sementara itu, Direktur Peretailan Fetty Kwartati ikut menimpali bahwa menghadapi kondisi pandemi saat ini, perseroan telah menyiapkan strategi ketahanan perseroan yang dibagikan menjadi 3 tahapan: survival, recovery, dan sustainability.

Dalam tahap survival, kata Fetty, Sarinah telah menyiapkan beberapa kebijakan untuk mempertahankan usaha di kondisi pandemi saat ini. Semisal, melakukan cost efficiency, menawarkan layanan home delivery agar konsumen tetap dapat mengakses produk yang disediakan oleh toko-toko Sarinah, pengaturan ulang jam kerja pegawai agar lebih efektif, serta mempertahankan sumber daya manusia unggul di perusahaan untuk membantu perusahaan melaju saat tahap recovery.

Pada tahap recovery, kata Fetty, setelah kondisi pandemi mereda, perusahaa merencanakan transformasi melalui peremajaan gedung, transformasi bisnis, dan mempelajari kebiasaan baru para pelanggan untuk dapat beradaptasi pada kondisi new normal.

“Ketiga yang paling susah adalah sustainability atau bagaimana bisnis tetap sustain tidak hanya 5 atau 10 tahun. Namun meminjam kata-kata Pak Erick Thohir (Menteri BUMN), Sarinah akan tetap ada di masa depan dan itulah program sustainability yang kita incarkan,” kata Fetty.

Leave a reply

Iconomics