KSP: Hasil Survei Jetro 2023, Mayoritas Perusahaan Jepang Raih Untung di Indonesia
Kantor Staf Presiden (KSP) mengungkapkan hasil survei Japan External Trade Organization (Jetro) pada 2023 menunjukkan 71,4% perusahaan yang terafiliasi Jepang di Indonesia memperoleh laba atau profitable. Pencapaian itu menjadi yang tertinggi dibandingkan dengan negara lain di Asean.
Dari hasil survei itu, kata Deputi III KSP Edy Priyono, menemukan hampir separuh dari perusahaan-perusahan Jepang di Indonesia berencana untuk berekspansi. Dan itu dinilai akan menjadi angin segar bagi kondisi perekonomian nasional di masa mendatang.
“Jadi ini menunjukan optimistis yang luar biasa,” kata Edy dalam acara The Iconomics Leadership Insight & Awards yang di gelar di JS Luwansa Hotel, Jakarta, Kamis (21/3) kemarin.
Masih merujuk hasil survei itu, kata Edy, pasar dalam negeri yang ada saat ini menjadi daya tarik utama bagi para pengusaha Jepang. Daya tarik tersebut mampu menjadi keunggulan bagi Indonesia untuk menarik lebih banyak lagi para investor.
Jika dibandingkan dengan Vietnam, kata Edy, Indonesia memiliki keunggulan dari sisi pasar domestik. Namun, bila dilihat dari sisi orientasi ekspor, Indonesia masih kalah dari Vietnam.
“Ini bisa dilihat dari 2 sisi. Kalau dari sisi negatif, kita bisa dianggap bahwa kita kurang berorientasi ekspor. Tapi di sisi lain menjadi kekuatan, pengusaha Jepang saja melihat potensi pasar domestik potensinya kita sangat besar. Jadi teman-teman dari pelaku usaha Indonesia juga boleh memanfaatkan domestik market kita. Kalau bisa ekspor tentu saja lebih bagus lagi,” ujar Edy.
Selanjutnya, kata Edy, para pengusaha Jepang tidak lagi merasa kekurangan infrastruktur. Hal berbeda justru ditampilkan pada hasil survei Jetro 2013, yang menunjukkan bahwa pengusaha asal Jepang menghadapi persoalan kurangnya infrastruktur untuk menopang usahanya.
“Di 2023 masalah itu sudah tidak ada lagi. Infrastruktur tidak lagi menjadi masalah utama yang dihadapi pelaku usaha Jepang di Indonesia,” ujar Edy.
Dari hasil survei itu pula, kata Edy, diketahui pengusaha Jepang relatif lebih mudah untuk mendapatkan tenaga kerja. Namun, kemudahan tersebut hanya bisa didapatkan pada level tenaga kerja untuk produksi.
Untuk level manajemen ke atas, kata Edy, hal tersebut masih sulit didapatkan di Indonesia. “Jadi kalau di sini ada para CEO itu barang langka di Indonesia. Orang langka itu biasanya mahal. Tapi ini yang disampaikan oleh para pengusaha Jepang,” ujar Edy.
Sebelumnya, Presiden Direktur Jetro Masakazu Takahashi menemui Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko untuk menyampaikan kondisi bisnis 2023 dari perusahaan-perusahaan asal Jepang yang ada di Indonesia.
Merespons hal itu, kata Moeldoko, pemerintah menyambut baik rasa optimistis yang ditunjukkan para pengusaha Jepang yang ada di Indonesia. Di sisi lain, kata Moeldoko, hal tersebut menunjukkan ekonomi nasional masih tangguh untuk menghadapi situasi yang ada saat ini.
“Kebijakan Presiden Jokowi selalu menyambut baik investasi, termasuk melaksanakan penyederhanaan regulasi. Hal ini dilakukan untuk memudahkan, tidak ada yang bertujuan menyulitkan masuknya investasi ke Indonesia,” kata Moeldoko.