Holding Farmasi Raih Pendapatan Rp43,4 Triliun Tahun 2021,Separuh Lebih dari Pengadaan Vaksin Covid-19

0
302

Sepanjang tahun 2021 lalu, BUMN holding farmasi PT Bio Farma (Persero) membukukan kinerja keuangan yang tumbuh signifikan, terutama dikontribusikan oleh penugasan pemerintah dalam pengadaaan vaksin Covid-19.

Selain Bio Farma sebagai induk, holding BUMN farmasi terdiri atas Indofarma Tbk dan Kimia Farma Tbk.

Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Honesti Basyir, mengatakan secara konsolidasi, pendapatan holding farmasi pada tahun lalu mencapai Rp43,4 triluan. Pencapaian ini mencapai 253,7% dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2021 dan meningkat 20,23% dibandingkan periode pendapatan tahun 2020.

“Kenaikan ini memang terutama dikontribusikan dari penugasan pengadaan vaksin Covid-19 dari pemerintah sebesar Rp26,81 triliun,” ujar Honesti saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin (23/5).

Ia menambahkan, selain dari penugasan pengadaan vaksin Covid-19, pendapatan holding farmasi juga berasal dari pengadaan alat kesehatan, suplemen Covid-19 dan obat-obat terapeutik Covid-19.

Total EBIDA pada tahun 2021 lalu sebesar 4,027 triliun, atau 149,5% dari RKAP dan tumbuh 206,3% dibandingkan EBIDA tahun 2020.

Baca Juga :   BCA Siapkan Anggaran Rp1 Juta per Karyawan untuk Vaksinasi Gotong Royong

Di sisi laba rugi, pada tahun 2021, Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp1,93 triliun, atau mencapai 186,9% terhadap RKAP tahun 2021 dan tumbuh sebesar 567,8% dibandingkan tahun buku 2020.

“Kenaikan ini juga tentunya tidak lain dari dampak dari proses penanganan pandemi Covid-19 di group kami baik yang sifatnya penugasan, atau pun yang langsung kami lakukan di sektor reguler,” ujar Honesti.

Tahun 2022 ini, berdasarkan RKAP, holding farmasi menargetkan pendapatan sebesar Rp28,088 triliu. Honesti mengatakan meski target ini lebih rendah dari pencapaian tahun 2021, tetapi lebih tinggi dari rencana jangka panjang Perseroan.

“Target pendapatan untuk tahun 2022 kami ini, 27% lebih tinggi dibandingkan rencana jangka panjang perusahaan tersebut dan jauh lebih tinggi dibandingakan RKAP tahun sebelumnya,” ujarnya.

Untuk EBIDA tahun ini ditargetkan sekitar Rp3,66 triliun dan laba bersih sebesar 1,69 triliun.

Hingga kuartal pertama 2022, total pendapatan holding farmasi sudah mencapai Rp7,1 triliun atau 99% dari target Rp7,147 triliun dalam RKAP dan naik 18% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga :   Beredar Pre Order Vaksinasi Mandiri Covid-19, Inilah Tanggapan Bio Farma

Namun, EBIDA dan laba berish, meski masih sesuai target, tetapi mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, karena penugasan terkait vaksinasi yang sudah berkurang seiring dengan terkendalinya pandemi Covid-19.

“Untuk EBIDA pencapaiannya mencapai 113% dari RKAP tahun 2022, tetapi kalau dibandingkan dengan 2021, memang ada penurunan sebesar 36% karena di Q1 2021, program penugasan vaksin Covid itu mencapai titik puncak, sementara di 2022 kasus pandemi melandai,” jelasnya.

Sementara laba bersih, tambah Honesti pada kuartal pertama 2022 mencapai 234% dari RKAP, tetapi turun 29% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

 

Leave a reply

Iconomics