IFG Targetkan Jadi Perusahaan Non-Perbankan Terbesar di Asia Tenggara

0
1005
Reporter: Rommy Yudhistira

Indonesia Financial Group (IFG) sebagai perusahaan milik negara (BUMN) menargetkan menjadi salah satu perusahaan non-perbankan terbesar di Asia Tenggara. Dengan mengusung tema Power to Progress pada 2022, IFG memperbaiki dan menyongsong masa depan yang lebih baik.

Sekretaris Perusahaan IFG Beko Setiawan menuturkan, melalui brand positioning, IFG ingin membawa iklim perubahan di industri keuangan non-bank yang lebih sehat dan berkelanjutan. Karena itu, IFG tidak sekadar ingin sehat tetapi tidak berkelanjutan.

“Diharapkan akan terbawa ke industrinya juga, sehingga di sini mimpinya IFG adalah menjadi holding terbesar baik secara nasional maupun regional,” kata Beko dalam seminar dan awarding yang digelar The Iconomics, Jumat (17/12).

Beko mengatakan, IFG juga memiliki misi untuk memberikan jaminan perlindungan dasar terhadap masyarakat. Perusahaan asuransi tersebut sedang gencar memasarkan produk yang berkaitan dengan investasi saat ini.

Karena itu, kata Beko, IFG mencoba kembali ke awal dari tujuan asuransi itu sendiri. Itu sebabnya, IFG sedang menggaungkan asuransi yang sehat, terpercaya, dan dikelola dengan tingkat kehati-hatian yang tinggi.

Baca Juga :   Langkah Strategis Pupuk Indonesia Tahun 2020 Buahkan Kinerja Positif

“Asuransi itu sebenarnya adalah proteksi, itu yang kemudian kita coba gaungkan kembali, kita juga ingin bahwa asuransi itu adalah suatu kebutuhan bukan suatu komoditi. Kalau kita lihat di negara-negara maju itu banyak sekali asuransi yang sifatnya sudah wajib,” ujar Beko.

Sebagai suatu entitas yang memiliki tanggung jawab utama holding, kata Beko, IFG memiliki 4 tugas yang harus dijalankan. Tugas-tugas tersebut meliputi perumusan strategis, pengelolaan keuangan, manajemen risiko, serta peningkatan sumber daya manusia dan kapabilitas digital.

“Jadi kalau dilihat dari tanggung jawab utama holding, kita secara besaran itu kita hendak terus menerapkan good corporate governance (GCG) yang baik dengan prudent yang tinggi, kemudian kita tetap menjaga risk management-nya dan teknologi informasi. Saat ini digitalisasi keharusan, jadi kalau kita tidak menguasai digitalisasi, siap-siap saja kita akan terpinggirkan,” ujar Beko.

Sebagai informasi, IFG terbentuk sebagai holding setelah terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) 20 Tahun 2020 pada 18 Maret 2020 yang lalu. Kemudian brand IFG dibentuk pada April hingga 2020.

Leave a reply

Iconomics