Infrastruktur ICT Diperlukan untuk Pariwisata dan Pembangunan Daerah 3T

0
686

Infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi dinilai sudah menjadi keharusan untuk mendukung pengembangan daerah wisata dan menjangkau daerah terdepan, terpencil dan tertinggal (3T). Dengan adanya infrastruktur tersebut, maka mendigitalisasi pembangunan ekonomi daerah seperti smart city atau smart tourism menjadi keniscayaan.

Setelah adanya internet, kata Direktur Utama PT Aplikanusa Lintasarta Arya Damar, maka digitalisasi diperlukan terutama di masa pandemi Covid-19 ini. Keadaan ini membuat orang-orang mau tidak mau sekarang harus bekerja di rumah dan di kota-kota memerlukan sarana-sarana digital.

“Demikian juga nanti di daerah-daerah wisata, kita perlu membangun aplikasi-aplikasi semacam YouTube sehingga nanti bisa digunakan masyarakat dan pemerintah,” kata Arya dalam Investor Daily Summit 2021 bertajuk Memacu Pariwisata, Membangun Ekonomi Daerah, Kamis (15/7).

Lantas, bagaimana infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi yang dibangun operator dan pemerintah saat ini? Arya menuturkan, pemerintah menilai sejak 5 tahun menilai perator-operator hany bergerak dalam bisnis. Karena itu, ada daerah-daerah yang tidak tersentuh dalam bisnis.

Pemerintah karena itu, kata Arya, berupaya membangun infrastruktur sarana telekomunikasi namanya Palapa Ring. Sebagai negara kepulauan dibutuhkan koneksi komunikasi yang cepat sehingga dibutuhkan pembangunan infrastruktur fiber optic oleh operator. Dan ini sangat terbatas.

Baca Juga :   e-Commerce Sociolla Sumbangkan Paket Perawatan Diri untuk Tenaga Medis

Itu sebabnya, kata Arya, pemerintah ikut serta membangun jaringan tersebut sehingga beberapa proyek pemerintah untuk kabel laut sudah rampung 100% pada 2019. Semisal, ke arah timur sampai Papua, ke arah barat dan ke arah tengah.

“Saat ini sudah beroperasi dan menghubungkan 90 kabupaten di Indonesia di luar kepunyaan operator-operator,” ujar Arya.

Dalam hal mengakses internet, kata Arya, karena sesuatu hal yang paling diperlukan saat ini sudah ada 11.800 titik di seluruh Indonesia sudah terhubung melalui internet. Posisi Indonesia itu di dunia dari 120 negara berada di peringkat 66. Peringkat tersebut menggambarkan Indonesia tidak jelek tapi tidak juga bagus.

“Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama dengan operator-operator di 2020 dan 2021 mengaktifkan lagi base transceiver station (BTS) di 1.632 lokasi. Saat ini sedang bangun di Papua Barat dan Timur juga di 4.200 desa. Ini tidak hanya soal pariwisata tapi juga pendidikan di masa pandemi yang dilakukan secara online,” kata Arya.

 

Baca Juga :   Pastikan Listrik Aman, Inilah Persiapan PLN Semasa PSBB di Jakarta

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics