Kasus Covid-19 Naik, Pemerintah Revisi ke Bawah Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2021

0
203

Pemerintah merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2021 ini seiring dengan terjadinya lonjakan kasus positif Covid-19 sejak Juni. Merespons kenaikan kasus positif Covid-19 ini, pemerintah sudah menerapakan kebijakan PPKM Darurat di Jawa dan Bali, sementara untuk luar Jawa-Bali, tetap diterapakan kebijakan PPKM Mikro.

Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Raden Pardede mengatakan tahun ini pemerintah merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke kisaran 3,7% sampai dengan 4,5%, turun dari sebelumnya diperkirakan antara 4,5% sampai 5,3%.

“Jadi sudah dilakukan revisi ke bawah, dan range-nya makin lebar. Ini menandakan ketidakpastian,” ujar Raden dalam acara virtual Kajian Tengah Tahun INDEF 2021, Rabu (7/7).

Ketidakpastian ini, tambahnya, terjadi karena munculnya varian baru Covid-19 yaitu varian Delta yang menular lebih cepat. Selain itu, menurutnya, juga karena ketidaksiplinan masyarakat dalam menjaga protokol kesehatan sehingga berdampak pada keniakan kasus positif Covid-19. Kenaikan kasus ini menyebabkan pemerintah kembali melakukan pengetatan mobilitas. “Kalau mobilitas kita kurangi, maka kegiatan ekonomi pun akan menurun,” ujarnya.

Baca Juga :   Kadin Dukung Langkah Pemerintah Perbaiki Tata Kelola Impor Lewat Permendag 36 Tahun 2003, Tapi...

Untuk pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2021 ini, Raden mengatakan diperkirakan akan tumbuh positif sekitar 7%, yang terjadi karena baseline effect pada kuartal kedua 2020 lau yang mengalami kontraksi yang dalam yaitu -5,3%.

Esther Sri Astuti, Direktur Program INDEF mengatakan sudah sepantasnya proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini diturunkan. Sebab, masalah kesehatan yang menjadi masalah utama krisis ini belum teratasi.

“Dengan kondisi Covid yang parah, terlebih lagi pada ledakan Covid-19 yang kedua ini, saya tidak heran kalau target pertumbuhan ekonomi meleset. Jika pemerintah itu menargetkan pertumbuhan ekonomi 5%, itu terlalu optimis. Karena, pada saat kondisi normal saja, kita itu dari tahun ke tahun data menunjukkan tahun 2015-2019, (pertumbuhan ekonomi) kita hanya berkisar 5%. Kalau pertumbuhan ekonomi pada saat pandemi ditargetkan 5%, mohon bisa dikoreksi,” ujar Esther.

Esther meminta agar pemerintah fokus mengatasi masalah kesehatan pada saat ini, jangan hanya fokus pada masalah ekonomi. “Ingat sekarang ini adalah panglima atau jenderalnya itu adalah sektor kesehatan, dimana ketika sektor kesehatan itu sudah pulih, maka ekonomi akan beragsur-angsur mengikuti pulihnya sektor kesehatan tersebut,” ujarnya.

Halaman Berikutnya
1 2

Leave a reply

Iconomics