Menko Airlangga: B35 akan Menghemat Devisa US$10,75 Miliar
Biodiesel B35 akan diluncurkan oleh pemerintah pada besok, 1 Februari 2022. Peluncuran B35 ini merupakan salah satu upaya untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, dan menghemat devisa negara.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto mengatakan bahwa dengan adanya B35 ini akan menghemat devisa sebesar US$10,75 miliar.
“Tingkat pencampuran biodiesel dinaikkan menjadi 35% dan ini akan menghemat devisa sebesar US$10,75 miliar, dan nilai tambah industri sawit sebesar Rp16,76 triliun,” kata Airlangga dalam Energy Corner Special ‘B35 Implementation’ pada Selasa (31/01/2023).
Ia juga menyebutkan bahwa penggunaan bahan bakar nabati ini dimulai sejak tahun 2006 kemudian dilanjutkan pada tahun 2008 dengan pencampuran biodiesel sebesar 2,5% meningkat menjadi 20% di tahun 2016, dan pada Januari 2020 menjadi 30%.
“Nah, pada saat laucnhing B30, Bapak Presiden mengatakan tidak akan berhenti di B30 dan akan terus ditingkatkan dan hari ini kita meningkatkan mandatory biodiesel,” jelas Menko Perekonomian.
Indonesia dalam 7 tahun terakhir sangat konsisten dalam realisasi energi baru dan terbarukan yang mencapai target realisasi sebesar 36% di tahun 2021 terutama pada energi B30.
Dengan adanya B35 ini, Airlangga menyampaikan akan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 34,9 juta ton CO2. Adanya B35 ini pula merupakan program yang mendorong energi campuran di Indonesia dan untuk mengurangi impor BBM.
“Dengan program B35 produsen CPO juga meyakinkan bahwa supply daripada minyak di dalam negeri tidak terganggu dan dipersiapkan di bulan Januari ini sekitar 450 ribu ton satu bulan meningkat dari kebutuhan 300 ton. Jadi tentu ini diharapkan bisa mendorong seluruh petani sawit dan juga stakeholder yang bekerja di kebun sawit yang jumlahnya sekitar 16 juta orang yang bekerja di sana,” jelas Airlangga.