Pengamat: Revolusi 4.0 dan Pandemi Picu Perubahan Besar di Sektor Perbankan

0
564

Perubahan di sektor perbankan akibat revolusi industri 4.0 sangat berpengaruh. Terlebih di masa pandemi Covid-19, rupanya mempercepat proses digitalisasi itu.

Menurut pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Aviliani, sebelum ada Covid-19 terjadi percepatan luar biasa di sektor keuangan non-bank atau fintech dalam 4 tahun terakhir. Akan tetapi, perkembangan fintech dinilai tidak akan mudah apabila tidak bekerja sama dengan sektor perbankan.

“Kita perhatikan dari ratusan fintech ternyata kalau tidak punya ekosistem kecenderungannya tidak akan menjadi besar. Atau bahkan tidak mendapat keuntungan untuk menutup biaya operasional. Kecenderungannya kalau kita lihat dari fintech itu tidak akan menggantikan fungsi perbankan,” kata Aviliani dalam sebuah diskusi virtual, Selasa (17/11)

Aviliani mengatakan, di Indonesia saat ini pembayaran digital fintech sudah mendominasi. Akan tetapi, tanpa bank mereka tidak bisa bertransaksi dalam jumlah besar. Berdasarkan aturan Bank Indonesia (BI), pembayaran digital fintech dibatasi hanya Rp 1 juta.

Karena keterbatasan itu, kata Aviliani, fungsi perbankan masih sangat berpengaruh di era ekonomi digital saat ini. Itu sebabnya, banyak fintech termasuk peer to peer (P2P) lending memilih berkolaborasi dengan perbankan karena keterbatasan sumber dana mereka.

Baca Juga :   Wakil Ketua DPR Bertemu Delegasi Parlemen Kroasia, Ada Peluang Ekspor CPO dan Kerja Sama Bilateral

“Fintech P2P lending kan tidak bisa mengumpulkan dana dari masyarakat. lalu, seandainya pun mereka punya anggota dalam jumlah besar, namun tidak yakin untuk menempatkan dananya di sana sehingga masih memilih ke bank,” kata Aviliani.

Karena itu, kata Aviliani, perkembangan fintech ujung-ujungnya akan berkolaborasi dengan perbankan. Dan fintech atau e-commerce yang bisa hidup adalah yang sudah punya ekosistem. Kemungkinannya di Indonesia, kata Aviliani, ada 2 hingga 3 fintech yang bisa berkolaborasi dengan e-commerce karena sudah punya ekosistem.

“Tanpa itu (ekosistem), sektor keuangan itu tidak mungin jadi besar. Sama dengan perbankan saat ini, mulai mengarah kolaborasi dengan fintech atau mengarah pada digital bankatau neo-bank, itu perbankan yang punya ekosistem. Karena tanpa itu tidak mampu menutup biaya investasi,” kata Aviliani.

 

Leave a reply

Iconomics