PLN Ajak Investor Berkolaborasi Percepat Transisi Energi Baru Terbarukan

0
43
Reporter: Rommy Yudhistira

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mengajak para investor luar dan dalam negeri untuk berkolaborasi dalam mempercepat transisi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Dan tantangan dalam transisi energi harus disikapi secara bijak, dan dilihat dari berbagai sisi.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, salah satu tantangan tersebut adalah terbukanya peluang bisnis yang bisa dikembangkan dari proses transisi energi. Selain membuka peluang, investasi yang dilakukan pada sektor lini bisnis EBT, juga dapat meringankan beban PLN untuk mengakselerasi energi bersih.

Karena itu, kata Darmawan, pihaknya meminta pelaku usaha melihat hal tersebut sebagai kesempatan yang baik untuk tumbuh bersama-sama. “Selain mendukung, mengangkat beban PT PLN, ini adalah peluang untuk berinvestasi. Ini peluang bagi bapak ibu untuk mengekspansi lini bisnisnya. Ini adalah peluang bagi bapak ibu juga untuk memperkuat portofolio bisnis masing-masing,” kata Darmawan dalam keterangan resminya secara daring bertajuk Road to PLN Investment Days 2024, Selasa (4/6).

Sementara Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Nurul Ichwan menambahkan, investasi hijau di Indonesia memiliki kinerja yang cukup baik di tingkat Asean. Meski belum optimal, Indonesia mampu berkontribusi sebesar 25% dari nilai investasi hijau yang ada di Asean.

Baca Juga :   Soal Uang Kertas Rupiah Baru, Ini Saran Anggota Komisi XI kepada BI dan Pemerintah

Investasi hijau yang berhasil dibukukan Indonesia, kata Ichwan, tumbuh sebesar 28,0% menjadi US$ 6,3 miliar pada 2023 dari sebelumnya US$ 1,6 miliar pada 2022. “Saat ini kita melihat untuk Indonesia itu trennya terus tumbuh. Dari 2021-2023 itu tren tumbuh terus. Artinya ada keseriusan dari Indonesia untuk mengambil peran, memberikan kontribusi terhadap progres investasi hijau yang ada di Indonesia,” kata Ichwan.

Selain itu, kata Ichwan, pihaknya memprediksi sektor EBT memiliki potensi yang cukup bagus, jika dikembangkan dengan baik. Kementerian Investasi memprediksi adanya pertumbuhan EBT dari periode 2022-2050 di sektor energi angin, solar, power grid, green hydrogen, mobil listrik dan baterai, serta carbon capture.

Untuk energi angin, kata Ichwan, diprediksi tumbuh 15 kali lipat, solar 25 kali lipat, power grid 3 kali lipat, green hydrogen 500 kali, mobil listrik dan baterai 60 kali, dan carbon capture dapat tumbuh hingga 100 kali lipat dari tahun 2022 hingga 2050. “Yang paling serius adalah green hydrogen ini tumbuhnya diprediksi dari 2022 hingga 2050 ini 500 kali,” kata Ichwan.

Baca Juga :   Kolaborasi Salah Satu Strategi yang Dinilai Bisa Jadi Bekal untuk Hadapi Tantangan Masa Depan

Atas dasar tersebut, kata Ichwan, PLN memiliki potensi yang besar untuk membuka peluang investasi yang masuk ke Indonesia. Lewat program EBT yang dijalankan PLN akan mendorong kekuatan ekonomi nasional dan mendukung upaya hilirisasi yang dikerjakan pemerintah.

“Saya lihat ini PLN punya fasilitas green hydrogen. Hydrogen ini memang energi masa depan, tetapi masih mahal sampai sekarang, karena partikelnya sangat kecil. Belum ada kemampuan untuk bisa menghasilkan storage dan transporting yang bisa menghindari kebocoran luar biasa. Tetapi jika teknologi itu ketemu maka hidrogen ini akan menguasai,” kata Ichwan.

 

Leave a reply

Iconomics