PLN Beberkan Multiplier Effect PMN di Daerah 3 T

0
335
Reporter: Maria Alexandra Fedho

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menjelaskan dampak Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada daerah terdepan, tertinggal, terluar (3T) dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI. Adanya PMN yang membantu beberapa daerah ini akan menimbulkan multiplier effect. Hadirnya PMN ini juga kemudian dapat menciptakan titik-titik ekonomi baru bagi daerah-daerah 3T tersebut.

“Alokasi PMN di daerah 3T akan menghadirkan listrik untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dan akan menciptakan multiplier effect melalui peningkatan penyerapan tenaga kerja, peningkatan kualitas pendidikan, peningkatan pelayanan sektor kesehatan, hasil produksi sektor industri, produktivitas sektor marine, dan produktivitas di sektor agrikultur,” kata Darmawan dalam RDP pada 28 November 2022.

Dalam RDP tersebut juga dijelaskan realisasi penggunaan PMN di beberapa daerah 3T. Pertama, di Kepulauan Karimunjawa di pulau Nyamuk, Pulau Genting dan pulau Parang. Di kepulauan tersebut ada 700 warga yang hanya beraktivitas setengah hari. Saat ini, PLN sedang membangun PLTS sehingga tahun depan listrik akan menyala terang.

Baca Juga :   Kolaborasi PLN dan HDF Energy Manfaatkan Hidrogen untuk Pembangkit Listrik

Kedua, di Desa Wonorejo, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. Daerah ini sudah lebih dari 30 tahun menginginkan penerangan listrik dari PLN. Sehingga pada 4 tahun yang lalu, listrik baru menyala dengan perjuangan PLN bersama warga. Dulu, warga hidupnya terbatas menggunakan genset, sekarang listrik telah menyala 24 jam. Aktivitas warga terutama dalam perikanan sangat terbantu karena ikan yang ditangkap dapat dipertahankan dengan pendingin.

Selanjutnya, di daerah Nunukan, Kalimantan Utara. Warga daerah tersebut selama puluhan tahun masih gelap dan jika ingin menikmati fasilitas-fasilitas harus ke negeri seberang, Malaysia. Namun tahun lalu, PLN telah melakukan penyambungan listrik yang disambut antusias oleh para warga setempat.

Keempat, terdapat di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat tepatnya di Kampung Sempadang dan Kampung Gayong. Wilayahnya yang dulu harus ditempuh berjam-jam dengan berjalan kaki kini sudah dibangun akses, fasilitas serta daerah tersebut sudah terang karena dilakukan penyambungan listrik oleh PLN.

Kemudian, di daerah Walea Kepulauan, yang kini hasil dari kekayaan lautnya bisa bertahan 1-2 hari karena adanya lemari pendingin untuk menyimpan hasil tangkapan laut. Adanya sambungan listrik yang dilakukan oleh PLN juga dapat dimanfaatkan oleh warga setempat dengan membangun usaha kreatif usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Baca Juga :   OJK: Nasabah yang Masih Mampu Tak Perlu Ajukan Restrukturisasi Pinjaman ke Bank

Selanjutnya, di Kampung Boldon, Papua Barat yang warganya selama 24 tahun belum mendapat penerangan yang layak. Dulu warga harus membayar Rp100 ribu untuk menyalakan genset selama 4 jam. Kini sudah mendapat listrik dari PLN sehingga kegiatan warga mulai bangkit.

Terakhir, di Natuna dengan tersedianya listrik untuk cold storage yang digunakan para nelayan dalam kegiatan penjualan ikannya.

Dalam hal penyambungan listrik dan beberapa fasilitas di beberapa daerah tersebut, menurut PLN disambut baik oleh warga setempat. Tentu hal ini sangat membantu tim PLN karena mengingat wilayah geografisnya yang  cukup sulit ditempuh.

“Kami melihat perjuangannya sangat berat harus ada alam yang harus ditembus. Ada sungai yang harus dilewati, kemudian hutan yang harus ditembus. Bahkan beberapa jurang yang harus dilewati. Kami melihat bahwa semangat persatuan Indonesia disini bukan hanya jargon di atas kertas tapi begitu kami dapat laporan dari lapangan bahwa semangat perjuangan baik itu dari tim PLN maupun dari saudara-saudara kita yang sudah menunggu bertahun-tahun agar listrik segera menyala. Kini bisa saling bersatu padu sehingga yang bekerja disini separuhnya adalah tim PLN tapi separuhya juga penduduk yang volunteer suka rela menjadi bagian dari tim PLN, ” jelas Darmawan.

Leave a reply

Iconomics