Tren Volume Ekspor-Impor Indonesia dan Tiongkok Turun karena Corona

0
497
Reporter: Leo Farhan

Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan menyebut volume ekspor dan impor Indonesia dengan Tiongkok dan sebaliknya mengalami penurunan. Penurunan ini disebut sebagai dampak dari wabah virus corona yang menyebar masif secara global.

Kenyataan ini, menurut Bea Cukai, berbeda jauh dengan volume impor dari negara Asia lainnya seperti Korea Selatan dan Singapura. Tercatat nilai impor Tiongkok ke Indonesia pada Januari lalu berada di posisi US$ 1.049 juta. Angka tersebut menurun ketika memasuki Imlek yang hanya mencapai US$ 948 juta dan merosot ke angka US$ 687 juta.

“Tren impor terjadi perubahan, dari Januari dan Maret ada perubahan, dari 29 Februari kemarin impor dari Tiongkok itu yang jelas itu kan sekitar US$ 999 juta,” kata Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar-Lembaga Ditjen Bea Cukai Kemenkeu Syarif Hidayat, Selasa (3/3).

Awalnya, Bea Cukai menilai ini sebagai tren positif. Pasalnya, merujuk laporan tahun lalu, penurunan tersebut bersifat normal dan akan membaik selepas Imlek. Namun, itu tidak terjadi lantaran wabah virus corona yang menyebar masif secara global.

Baca Juga :   Fitch Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia BBB dan Outlook Stable

“Awalnya terjadi penurunan pada akhir Desember, yang kedua pada saat Imlek, seharusnya habis Imlek terjadi rebound, tapi karena corona ini terjadi penurunan impor yang berasal dari Tiongkok, seharusnya ini naik lagi ke atas, rebound. tapi akibat corona turun terus,” kata Syarif

Sebagai perbandingan, jumlah impor kedua negara tampak jumlah impor barang dari Tiongkok periode Desember 2018 hingga Maret 2019 mencapai US$ 1.059 juta. Selepas Imlek pergerakan impor menurun hingga US$ 541 juta dan naik lagi ke posisi US$ 746 juta.

Dibandingkan tahun ini pergerakan itu tidak terjadi. Pada periode awal 2020, misalnya, impor dari Tiongkok mencapai sekitar US$ 999 juta. Lalu, angka itu menurun karena Imlek yang berada di posisi US$ 687 juta. Kemudian, periode Desember 2019 hingga Februari 2020 merosot drastis ke posisi US$ 463 juta.

Data impor tekstil dari Tiongkok pun menunjukkan hal serupa: turun 58% dari posisi US$ 136,1 juta di akhir Januari 2020 menjadi US$ 56,8 juta di akhir Februari. Untuk impor peralatan elektronik dari Tiongkok hanya mencapai US$ 92 juta per akhir Februari 2020, turun sedikit sebesar 5,44% bila dibandingkan dengan akhir Januari 2020.

Leave a reply

Iconomics