UniPin: Kepercayaan Pelanggan adalah Kunci Utama Bisnis Kami

Tangkapan layar YouTube, CEO UniPin Ashadi Ang (sebelah kanan)/Iconomics
Dari sisi populasi Indonesia disebut sebagai pangsa pasar terbesar industri game di Asia Tenggara. Kendati demikian, Indonesia masih kalah dari Thailand dari aspek rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU).
“Tapi, hitungan dari jumlah populasi kan beda. Perkembangan kita (UniPin) terbesar itu Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Tapi, kita sudah ekspansi di 39 negara saat ini,” tutur CEO UniPin Ashadi Ang dalam wawancara di Kompas TV beberapa waktu lalu.
UniPin sebagai platform penyedia voucher game, kata Ashadi, juga mulai mengembangkan bisnisnya ke beberapa negara lainnya seperti di Amerika Latin, Timur Tengah, India dan akan hadir di Eropa. Langkah tersebut menjadi bagian dari strategi UniPin untuk mencapai target yang lebih baik dibanding 2020.
Soal game yang banyak beredar di publik, kata Ashadi, tidak semua bisa masuk di UniPin. Ada kualifikasi yang harus dipenuhi agar bisa masuk ke platform UniPin. Ada tim khusus yang menyaring game-game yang bisa masuk UniPin yang dilihat dari jumlah unduhan, ulasan dan tren.
“Jadi, tidak sembarangan. Memang ada satu kualifikasi yang kita tentukan agar bisa kita gandeng masuk ke UniPin,” kata Ashadi.
Dalam bisnis ini, kata Ashadi, tantangan yang dihadapi UniPin adalah soal kepercayaan. Pasalnya, pelanggan bersedia memasukkan dananya terlebih dahulu meski mereka belum mendapatkan barangnya. Karena itu, kepercayaan pelanggan adalah kunci utama.
Keberadaan layanan pelanggan, kata Ashadi, tidak lagi sekadar merespons kendala atau keluhan dari pelanggan dengan cepat dan tepat. Tetapi, posisi customer service menjadi penting untuk membuat pelanggan bertransaksi berulang-ulang di UniPin. Dan itu terjadi apabila pelanggan sudah mempercayai UniPin.
“Kita juga terus-terusan berinovasi dan mengeksplorasi lagi agar memberi kemudahan kepada pelanggan akhir kita,” kata Ashadi.
Di samping itu, UniPin juga terlibat aktif dalam menyelenggarakan turnamen game atau esport terbesar di Asia Tenggara sejak 2018. Namanya SEACA. Sebagai karya anak bangsa, Ashadi memastikan bahwa grand final SEACA harus digelar di Indonesia.
Lewat turnamen tersebut, kata Ashadi, UniPin berkontribusi menggerakkan perekonomian karena ribuan tenaga kerja terserap. Juga menyediakan gerai-gerai khusus untuk para usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk berjualan di arena turnamen SEACA.
“Jadi dampaknya cukup besar kepada perekonomian,” kata Ashadi.
Leave a reply
