Belum Ada Titik Terang Soal Rencana Impor Gerbong KRL, Menteri Erick Jelaskan Perkaranya
Rencana impor rangkaian gerbong kereta listrik (KRL) masih membutuhkan pandangan yang sama dari berbagai pihak. Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan pihaknya sudah berdiskusi denggan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang, Menteri Perhubungan, Budi Karya, dan anggota DPR Komisi VI. Menurutnya, persoalan penambahan kebutuhan gerbong KRL ini bukan perkara impor maupun tidak impor.
“Kita jangan lihat impor dan tidak impor, PT Inka adalah perusahaan yang produksi KRL atau gerbong. Nah dia memiliki juga dua kualitas. Ada yang tentu versi dalam negeri, ada yang bekerja sama dengan Stadler, salah satu perusahaan terbaik pembuat gerbong di dunia,” kata Erick.
Ia menyampaikan perlu dilihat kembali kapasitas produksi PT Inka, kalau ternyata Inka sanggup memproduksi dan mencukupi seluruh kebutuhan gerbong KRL, maka tidak perlu impor. Namun yang menjadi sorotannya adalah terkait EBITDA Inka yang masih negatif.
“Tapi ada catatan Inka itu EBITDA-nya masih negatif, artinya apa? perlu ada dukungan cashflow. Kalau cashflow-nya ga nemu, tidak mungkin memproduksi jumlah yang dibutuhkan itu satu hal,” ucapnya.
Di lain hal, lanjut Erick, dirinya sudah meminta PT Kereta Api Indonesia untuk membuat proyeksi pertumbuhan penumpang ke depan pasca Covid, mengingat terjadi perbedaan jumlah penumpang yang tidak sama selama Covid dan hari ini.
Erick menegaskan pihaknya menolak impor kalau ternyata harganya di mark-up dan akan minta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mengaudit ulang. Ia tak main-main jika ada yang korupsi akan “disikat” habis.
“Saya menolak impor kalau ternyata di mark-up ya, saya akan minta BPKP audit ulang tapi kalau memang kita membutuhkan ya terbuka tetapi duduk dengan data yang sama bukan masing-masing mem-present data dan kalau ada korupsi-korupsi ya saya sikat,” tambahnya.