Inflasi Januari 2022 Sebesar 0,56%, Inflasi Tahunan 2,18% Tertinggi Sejak Mei 2020
Perkembangan harga berbagai komoditas pada Januari 2022 secara umum menunjukkan kenaikan. Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) di 90 kota, pada Januari 2022 terjadi inflasi sebesar 0,56%. Inflasi tahun ke tahun (yoy) tercatat sebesar 2,18%, tertinggi sejak Mei 2020.
Dari 90 kota yang disurvei, ada 85 kota yang mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,53% dan inflasi terendah terjadi Manokwari sebesar 0,02%. Lima kota lainnya mengalami deflasi, dengan tingkat deflasi tertinggi terjadi di Mobagu sebesar -0,66% dan deflasi terendah di Jayapura sebesar -0,04%.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan inflasi tahun ke tahun pada Januari 2022 yang sebesar 2,18% merupakan tertinggi sejak Mei 2020 lalu.
Margo mengatakan berdasarkan kelompok pengeluaran, kelompok makanan, minuman dan tembakau memberikan andil inflasi terbesar yaitu sebesar 0,30%. Pada Januari 2022 kelompok pengeluaran ini mengalami inflasi 1,17%.
“Komoditas penyumbang terbesar berasal dari daging ayam ras yang memberikan andil sebesar 0,07%. Kemudian diikuti ikan segar dengan andil sebesar 0,06%, beras yang memberikan andil sebesar 0,03%,” terang Margo saat konferensi pers, Rabu (2/2).
Kelompok penyumbang inflasi terbesar kedua adalah perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga yang memberikan andil sebesar 0,1%. Pada Januari 2022, kelompok pengeluaran ini mengalami inflasi sebesar 0,51%.
Pada kelompok ini, komoditas dominan penyumbang inflasi adalah bahan bakar rumah tanggga dengan andil 0,06%. “Hal ini disebabkan karena kenaikan harga pada elpiji non subsidi,”terang Margo.
Selanjutnya, kelompok penyumbang inflasi terbesar ketiga adalah perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga yang memberikan andil sebesar 0,05%. Kelompok pengeluaran ini mengalami inflasi sebesar 0,79% pada Januari 2022.
Inflasi pada kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga terjadi karena kenaikan harga sabun deterjen cair dan upah asisten rumah tangga. Keduanya memberikan andil pada inflasi sebesar 0,01%.
Lebih lanjut Margo menjelaskan tidak semua kelompok pengeluran mengalami inflasi pada Januari lalu. Kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan. Pada Januari 2022 kelompok pengeluaran ini menghambat inflasi sebesar 0,02% karena terjadi deflasi sebesar -0,13%.
“Ini disebabkan karena adanya penurunan biaya adminsitrasi transfer uang yang memberikan andil terhadap deflasi 0,01%m,” ujar Margo.
Berdasarkan komponennya, inflasi pada Januari 2022 terutama berasal dari komponen inti yang memberikan andil pada inflasi sebesar 0,27%. Komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,42%, tertinggi sejak Agustus 2019.
Komoditas di komponen inti yang memberikan andil besar pada inflasi adalah ikan segar, mobil dan tarif kontrak rumah.
Untuk komponen harga bergejolak, memberikan andil pada inflasi pada Januari 2022 sebesar 0,22% dan terjadi inflasi 1,3%. Komoditas penyumbang inflasi pada komponen harga bergejolak adalah daging ayam ras, telur ayam ras, beras dan tomat.
Komponen harga yang diatur pemerintah, pada Januari 2022 lalu, memberikan andil pada inflasi sebesar 0,07% dan terjadi inflasi sebesar 0,38%. Komoditas penyumbang inflasi pada komponen ini adalah kenaikan harga bahan bakar rumah tangga yaitu elpiji non subsidi.