Keamanan Transaksi Digital di Perbankan, Tak Hanya Infrastruktur Teknologi, Aspek People Juga Harus Teredukasi dengan Baik

0
194

Transaksi digital di perbankan terus meningkat terutama sejak masa pandemi. Tetapi di sisi lain, ancaman keamanan juga meningkat di tengah minimnya tingkat literasi digital masyarakat Indonesia.

Untuk memperkuat aspek keamanan, tidak hanya infrastruktur teknologi yang diperkuat, tetapi juga edukasi kepada nasabah (people) harus terus dilakukan.

Data Bank Indonesia menunjukkan nilai transaksi digital banking di Indonesia sampai dengan Juli 2023 mencapai Rp5.035,37 triliun, tumbuh 15,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Adrian Anwar, Managing Director VIDA mengatakan perkembangan teknologi digital di sektor keuangan saat ini memang makin pesat dan memudahkan pelaku industri keuangan menjangkau nasabah-nasabah baru secara mudah, cepat, dan akurat.

Sayangnya, menurut Adrian, peneterasi digital yang tinggi di sektor keuangan ini berbanding terbalik dengan tingkat literasi digital yang rendah. Ekosistem digital, kata Adrian, selain menyajikan peluang yang luar biasa besar, tetapi juga tantangan yang sama besarnya. Pertumbuhan besar pada ekosistem digital, diikuti juga dengan serangan siber dan ancaman keamanan yang juga semakin meningkat.

Baca Juga :   Antisipasi Serangan Siber, BCA Syariah Berbagi Tips

“Di Indonesia ini kita punya aset luar biasa. Namanya netizetn +62. Di digital ekosistem kita, itu adalah 252% di atas rata-rata global dari cyber crime. Jadi, kita itu hampir tiga kali lipat lebih berbahaya dari rata-rata cyber crime di global,” ujar Adrian dalam acara media gathering di Jakarta, Selasa (12/9).

Adrian mengatakan sebagai perusahaan teknologi yang fokus dalam membangun keamanan digital, VIDA hadir sebagai perusahaan penyedia layanan identitas digital berbasis sertifikasi elektronik dengan memberikan metode layanan identitas digital yang nyaman bagi peanggan bisnis dan individu.

VIDA, tambahnya, memastikan data nasabah di industri keuangan terlindungi dengan baik sehingga nasabah lebih percaya diri dalam menjalankan aktivitas layanan keuangan melalui platform digital. VIDA menyediakan sertifikasi elektronik dan tanda tangan digital yang aman dan terpercaya kepada individu maupun lembaga untuk dapat berinteraksi di ekosistem digital Indonesia secara aman dan terpercaya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Teknologi Informasi BCA Syariah, Lukman Hadiwijaya mengatakan selain dari sisi teknologi, keamanan transaksi digital di perbankan juga sangat tergantung dari nasabahnya itu sendiri.

Baca Juga :   VIDA: Identitas Digital Salah Satu Kunci Keberhasilan Infrastruktur Digital Publik (IDP)

“Karena itu, kita selalu edukasi kepada nasabah bahwa keamanan itu sangat tergantung dari people. Kita melakukan edukasi bahwa jangan membagikan yang namanya PIN, kode akses, nama ibu kandung, nomor kartu, karena hal-hal tersebut kredensial, informasi-informasi rahasia itu dicari oleh para hacker untuk menipu,” ujar Lukman.

Lukman mengatakan dari sisi infrastruktur teknologi, BCA Syariah terus memastikan infrastruktur teknologinya memenuhi standarisasi yang dapat menjamin keamanan dan kenyamanan nasabah dalam menggunakan fitur-fitur yang ada di platform digital BCA Syariah.

Hingga semester pertama 2023 lalu, dari sekitar 6 juta transaksi di BCA Syariah, 63% transaksi nasabah dilakukan melalui mobile banking. Hal ini, jelas Lukman, menunjukkan bahwa kemudahan transaksi layanan perbankan elektronik saat ini menjadi kebutuhan mutlak bagi nasabah. Karena itu, BCA Syariah terus melakuakan modernisasi layanan digital dengan mengembangkan berbagai fitur yang makin mudah diakses oleh nasabah.

Pada Juni 2023 lalu, BCA Syariah telah meluncurkan fitur pembukaan rekening secara online. Dengan fitur tersebut, nasabah bisa membuka rekening dari mana saja, tanpa harus ke kantor cabang. Nasabah cukup melakukan pembukaan rekening melalui aplikasi BCA Syariah Mobile dan mengisi data secara elektronik.

Baca Juga :   Strategi BCA Syariah Tingkatkan Pertumbuhan di Tahun 2022

Pembukaan rekening secara online ini disambut antusias oleh nasabah. Hingga akhir Agustus lalu, jumlah nasabah baru yang membuka rekening secara online mencapai 273 ribu nasabah.

“Kita sadar kita belum yang terbaik, kita memang harus terus menambah fitur-fitur yang harus dilengkapi dan itu juga harus mengutamakan keamanan. Kita akan selalu berusaha menghadirkan inovasi-inovasi baru, kemudian mengembangkan fitur. Kita akan mengarah ke sana. Mudah-mudahan kita bisa memberi yang terbaik,” ujar Lukman.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics