Pertamina Hulu Energi (PHE) Jadi Tulang Punggung Produksi Migas Tahun 2023, Bagaimana dengan 2024?

0
29

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjadi tulang punggung produksi minyak dan gas (migas) nasional pada tahun 2023.

Berbagai upaya dilakukan oleh Upstream Subholding Pertamina ini untuk meningkatkan produksi migas di tengah tren produksi nasional yang terus menurun.

Chalid Said Salim, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mengatakan, saat ini PHE memiliki 65 wilayah kerja (WK) migas di dalam negeri, sebanyak 48 WK diantaranya PHE menjadi operator langsung.

Chalid mengatakan tahun 2023, dari 606 Million Barrel Oil Per Day (MBOPD) lifting minyak nasional, PHE berkontribusi sekitar 68% yaitu 615 MBOPD. Sementara untuk gas, dari 5.378 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD), PHE berkontribusi 33% yaitu 1.810 MMSCFD.

Tahun 2024 ini, kontribusi PHE untuk lifting migas nasional masih tinggi. Untuk minyak, dari 635 MBOPD target lifting nasional dalam APBN 2024, PHE berkontribusi 420 MBOPD.

Demikian juga untuk gas, tahun ini PHE menargatkan penjualan gas ke konsumen sebesar 1.863 MMSCFD. Sementara secara nasional, target penjualan gas mencapai 5.785 MMSCFD.

Baca Juga :   Semester I-2021 Setor Rp110,6 Triliun, Apakah Pertamina akan Melampaui Setoran 2020?

Chalid mengatakan, PHE berupaya untuk terus menjaga dan meningkatkan tingkat produksi migas. Hal ini tergambar dari rencana kerja pada tahun ini.

Pada 2024, PHE berencana melakukan pemboran (driling) di 768 sumur yang terdiri dari 739 sumur eksploitasi atau development dan 29 sumur eksplorasi.

“Di sini menggambarkan kegiatan eksplorasi untuk mencari cadangan migas baru cukup agresif,” ujar Chalid dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII, Rabu 27 Maret.

PHE juga akan melakukan 32.829 pekerjaan workover atau pemeliharaan dan perbaikan sumur yang ada.

Kegiatan seismik untuk menemukan cadangan baru pun terus dilakukan.

“Komitmen kami untuk mendapatkan atau menemukan cadangan migas baru ini sangat agresif. Kalau kita lihat dari kegiatan seismik, tahu 2022 untuk 3D itu 371 kilometer persegi, sementara yang 2D 83 kilometer persegi. Di 2023 kita menyelesaikan 1.512 kilometer persegi untuk seismik 3D. Kemudian target 2024 ini cukup masif. Tahun 2024 ini, seismik 3D ditargetkna 2.021 kilometer persegi dan 1.097 kilometer persegi untuk sesimik 2D,” jelas Chalid.

Baca Juga :   Pertamina Perluas Uji Coba Penggunaan QR Code Subsidi Tepat

Sugeng Suparwoto , Ketua Komisi VII DPR RI mengapresiasi PHE yang menjadi tulang punggung produksi migas, masing-masing 68% minyak dan 33% gas. Sugeng mendorong PHE untuk terus memacu kinerjanya.

“Kita tahu secara rata-rata lifting nasional kita terus turun, kalau tidak salah bertahan di 600 ribu barel per hari, meski di APBN tahun 2024 kita cantumkan 635 ribu barel per hari. Dengan kinerja yang terus dipacu, dapat meningkatkan lifting nasional karena konsumsi BBM terus naik meskipun kendaraan listrik juga terus kita pacu,” ujar Sugeng.

Politikus Nasdem ini menambahkan, saat ini kesenjangan antara produksi minyak nasional dan konsumsi makin lebar. Akibatnya, impor pun meningkat.

“Impor kita sudah 820 ribu barel per hari dari minyak saja,” ujar Sugeng.

Sementara untuk gas, meski dari sisi produksi masih tinggi, Sugeng mengatakan pembangunan infrastruktur penyaluran gas ke konsumen menjadi tantangan. Karena itu, Sugeng mengatakan, produksi gas harus diimbangi dengan memacu pembangunan infrastruktur.

Leave a reply

Iconomics