Sandiaga: Nilai Ekonomi Kreatif Indonesia Terbesar Ketiga Dunia

0
637

Di tengah kelesuhan sektor pariwista akibat pandemi Covid-19, sektor ekonomi kreatif masih tetap menjadi penopang ekonomi Indonesia.

Sandiaga S.Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengatakan akibat pandemi Covid-19, kontribusi sektor pariwisata dari sisi devisa menurun 80% dan dari sisi lapangan kerja turun 7%.

Namun, menurut Sandi, bila dilihat dari kontribusi sektor ekonomi kreatif (ekraf), Indonesia menempati posisi tiga besar dunia.

“Dengan Rp1.100 triliun [nilai PDB ekraf], Indoensia sudah menempatkan diri di posisi 3 setelah Amerika dengan Holywood, nomor dua adalah Korea dengan K-pop,” ujar Sandi dalam acara ‘Harnessing Indonesian Creative Economy and Tourism Potential on Post COVID-19 Economic Revival’ yang diadakan oleh UOB Indonesia, Senin (13/9) malam.

Sandi menambakan tiga sektor utama yang menjadi penopang ekonomi kreatif Indonesia adalah kuliner yang berkontribusi 42%, fesyen 18% dan kriya sebesar 15%.

Lebih lanjut Sandi menagatakan dalam situasi yang penuh dengan VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity), masih ada peluang-peluang ekonomi baru yang justru timbul.

Baca Juga :   Sandiaga: Pariwisata Mulai Menggeliat Setelah Program Vaksinasi Dimulai

“Kreatifitas dan imajinasi dari para pelaku UMKM dan Parekraf ini tidak bisa terbatasi PPKM. Mereka mungkin fisiknya terbatas, tetapi imajinasi, inovasi, kreasi mereka terus bergerak,” ujarnya.

Bila Indoneisa bisa beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi kedepan, menurut Sandi, pasca pandemi Indonesia akan bisa menjadi ekonomi nomor empat dunia di tahun 2045.

Menurutnya, selain digerakan oleh kaum milenial, tetapi sebetulnya ada juga klaster ekonomi yang jarang dibicarakan yaitu Silver Economy yaitu penduduk berusia di atas 60 tahun yang diperkirakan berjumlah 1 miliar orang dan mengontrol US$15 triliun hingga US$17 triliun ekonomi. Seperti halnya milenial, kelompok Silver Economy ini juga adalah kelompok yang ‘ready to spend, ready to travel dan ready to adapt with technology’.

“Saya melihat ini justru merupakan pangsa pasar yang harus diambil oleh sektor Parekraf khususnya UMKM kita,” ujar Sandi.

 

Leave a reply

Iconomics