Subholding Dinilai Dasar Menuju Superholding BUMN

0
661

Istilah subholding yang acap disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir mendapat perhatian dari berbagai pihak. Istilah itu disebut akan menggantikan konsep superholding yang pernah digagas Rini Soemarno ketika menjabat sebagai Menteri BUMN periode 2014 hingga 2019.

Menurut Managing Director Lembaga Managemement (LM) FEB UI Toto Pranoto, langkah yang ditempuh Erick merupakan bentuk konsolidasi terhadap perusahaan-perusahaan BUMN. Setelah itu, mungkin saja kelak akan mendirikan sebuah perusahaan holding yang menjadi induk dari perusahaan-perusahaan subholding ini.

“Kita sedang mengkonsolidasikan di level yang kita dulu sebut sebagai sektoral holding atau kalau Pak Erick mungkin sekarang sebutnya subholding. Itu konsepnya hampir sama. Jadi, kalau kita sudah memiliki banyak sektoral holding/subholding yang kuat, nanti pada saatnya mungkin kita membuat induk di atasnya,” kata Toto di Jakarta, Selasa (10/12).

Toto mengatakan, konsep ini merujuk kepada perusahaan superholding milik Singapura: Temasek. Singapura disebut punya sekitar 9 hingga 10 perusahaan subholding di berbagai sektor yang antara lain sektor telekomunikasi, keuangan dan properti.

Baca Juga :   Pemerintah Sesuaikan Tarif Listrik 5 Golongan, PLN: Tarif Listrik yang Berkeadilan

Oleh karena itu, sebelum ke sana, Toto melihat perlu konsolidasi di tingkat subholding menjadi landasan yang kokoh menuju pembentukan superholding. Itu dinilai akan berdampak besar dan secara kesehatannya juga baik ketika superholding dibentuk.

“Jadi, bukan langsung sekarang buat superholding tapi tidak punya landasan yang cukup kuat subholdingnya,” kata Toto.

Konsep superholding BUMN sudah digagas sejak era Rini Soemarno. Namun, konsep tersebut berubah ketika Erick Thohir resmi menjadi Menteri BUMN. Toto menilai, perubahan konsep itu lantaran landasan sektoral holding masih belum memadai.

“Dia (Erick Thohir) melihat sekarang di level subholdingnya sekarang belum terlalu kuat sehingga akan melakukan dulu pembenahan di level subholding, ketika sudah benar-benar kuat nanti baru akan memikirkan mengenai superholding, dan itu mungkin akan mengambil waktu 4-5 tahun ke depan,” kata Toto.

Leave a reply

Iconomics