Kuartal I/2023, Pendapatan Bukalapak Naik 28% Menjadi Rp1 Triliun
PT Bukalapak.com Tbk atau Bukalapak (BUKA) membukukan pendapatan bersih sekitar Rp1 triliun pada tiga bulan pertama tahun 2023 ini. Pendapaatan tersebut tumbuh 28% year on year (yoy) dari Rp787,9 miliar pada kuartal pertama tahun lalu.
Pendapatan emiten dengan kode saham BUKA ini bersumber dari Mitra Bukalapak sebesar Rp515 miliar, tumbuh 9% yoy dan pendapatan dari marketplace sebesar Rp517 miliar tumbuh 77% yoy.
Presiden Bukalapak Teddy Oetomo mengatakan dalam setahun terakhir, pertumbuhan pendapata perseroan terutama bersumber dari bauran produk (product mix).
“Produk-produk yang take rate-nya (komisi) lebih tinggi itu kontribusinya meningkat. Itu memang strategi kita dari awal itu dari product mix,” ujarnya kepada wartawan pada acara halalbihalal, Kamis (4/5).
Take rate Bukalapak pada kuartal pertama tahun 2023 ini meningkat dari 2,31% pada kuartal pertama 2022 menjadi 2,49%. Take rate dari Mitra Bukalapak naik tipis dari 2,73% pada kuartal pertama 2022 menjadi 2,75% pada kuartal pertama 2023 ini. Sementara itu, take rate dari marketplace mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu dari 1,74% pada kuartal pertama 2022 menjadi 2,38% pada kuartal pertama 2023.
Teddy mengatakan manajemen tentu berharap agar take rate terus meningkat. Karena, peningkatan take rate menunjukkan margin yang diperoleh Bukalapak juga meningkat.
Ditanya seperti apa tren take rate perseroan ke depan, Teddy mengakui sulit ditentukan nilainya. Secara internal, Perseroan memiliki target, tetapi ia mengatakan, peningkatan take rate ini tergantung dari seberapa sukses produk-produk baru yang dipasarkan. “Yang pasti yang sudah kita lakukan sekarang ini benefit untuk take rate,” ujarnya.
Perseroan, jelas Teddy, akan terus memacu pertumbuhan bisnis yang sudah ditunjukkan dengan pertumbuhan yang positif selama kuartal satu 2023 ini. Total Processing Value (TPV) selama kuartal pertama tahun 2023 tumbuh sebesar 19% menjadi Rp40,5 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh pertumbuhan year on year (yoy) dari Marketplace dan TPV specialty verticals. Sebanyak 72% TPV Perseroan berasal dari luar daerah Tier 1 di Indonesia, di mana penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung serta toko ritel tradisional terus menunjukan pertumbuhan yang kuat.
TPV Mitra Bukalapak pada kuartal pertama 2023 naik sebanyak 9% yoy menjadi Rp 18,7 triliun. Pertumbuhan Mitra utamanya didukung oleh ekspansi varian produk, di mana pertumbuhannya meningkat sebesar 10% yoy untuk TPV produk-produk fisik dan tumbuh sebesar 8% untuk TPV produk-produk virtual dan layanan finansial. Pada akhir Maret 2023, jumlah Mitra yang telah terdaftar mencapai 16,8 juta, meningkat dari 16,1 juta pada akhir Desember 2022.
Teddy mengatakan tahun 2023 ini, dari sisi pendapatan ditargetkan mencapai Rp4,25 triliun hingga Rp4,75 triliun. “Di kuartal satu kita dapat (pendapatan) sekitar Rp1 triliun, berarti kita sudah 22% dari target,” uajrnya.
Pada kuartal pertama 2023, Perseroan juga berhasil memperbaiki adjusted EBITDA dari minus Rp372 pada kuartal pertama tahun lalu menjadi minus Rp209 miliar pada kuartal pertama 2023 ini. Pencapaian adjusted EBITDA pada kuartal pertama 2023 ini sesuai dengan yang ditargetkan yaitu minus Rp200 miliar hingga minus Rp225 miliar.
“Kita mengharapkan kuartal kedua antara minus Rp150 miliar – Rp175 miliar, kemudian kuartal III minis Rp100 miliar – Rp125 miliar dan semoga di kuartal empat tahun ini adjusted EBIDA-nya bisa positif,” ujarnya.