Pasar Sedang Irasional, Buyback Belum Efektif Tahan Gejolak Bursa
Setelah sempat dibuka di zona hijau, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (24/3) kembali jatuh ke level di bawah 4.000. Rencana pembelian kembali (buyback) saham yang dilakukan oleh sejumlah emiten belum efektif untuk menahan penurunan harga saham di bursa.
“Sentimen besarnya memang susah ditahan dengan buyback. Buyback sebenarnya fungsinya lebih kepada untuk menahan kejatuhan bursa. Tetapi kalau dengan ketakutan Covid-19 sekarang, market-nya memang sedang irasional,” ujar Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana kepada Iconomics di Jakarta, Selasa (24/3).
Menurutnya, selama isu besarnya yaitu kekhawatiran akan penyebaran Covid-19 belum terkendali, aksi buyback sejumlah emiten belum akan efektif untuk menahan penurunan harga saham mereka.
Berdasarkan catatan Iconomics, hingga Senin (23/3), setidaknya ada 53 emiten yang sudah menyampaikan rencana buyback saham mereka. Bahkan ada emiten yang menyediakan dana yang besar untuk aksi korporasi tersebut, seperti misalnya Bank Rakyat Indonesia (BBRI) yang menyediakan dana Rp 3 triliun. Emiten bank plat merah lainnya yaitu Bank Mandiri juga mengalokasikan dana yang besar yaitu Rp 2 triliun.
Tak hanya BUMN, beberapa perusahaan swasta juga mengalokasikan dana yang besar untuk aksi korporasi ini. Sebut saja misalnya Barito Pacific Tbk yang menyediakan anggaran sebesar Rp 1 triliun. Ada juga PT AKR Corporindo Tbk yang mengalokasikan anggaran sebesar Rp 500 miliar.
Wawan mengatakan tidak semua langkah buyback saham yang dilakukan emiten tepat untuk kondisi saat ini. Menurtnya bagi emiten yang memiliki kas yang besar, buyback tidak masalah. Tetapi, ia melihat ada sejumlah emiten yang terkesan memaksakan diri untuk melakukan buyback saham karena sebenarnya kondisi kasnya kurang bagus.
“Ketika terjadi perlambatan ekonomi seperti ini lebih baik kasnya itu untuk memeprtahankan bisnis di tengah perlambatan ekonomi. Sementara kalau buyback malah jadi berisiko, karana mereka beli saham yang turun terus. Jadi asetnya malah jadi turun, malah jadi tidak lukuid,” ujarnya.
Berikut adalah emiten-emiten yang sudah menyamapikan rencana buyback saham hingga Senin (23/3).
- PT Tunas Baru Lampung Tbk, anggaran sebesar Rp 300 miliar
- PT Yulie Sekuritas Indonesia Tbk, anggaran sebesar Rp 70 miliar
- PT Fast Food Indonesia Tbk, anggaran Rp 10 miliar
- PT Alfa Energi Investama Tbk,anggaran sebesar Rp 5 miliar
- PT Itama Ranoraya Tbk, anggaran sebesar Rp 60 miliar
- PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk, anggaran sebesar Rp 14 miliar
- PT Jaya Real Property Tbk, anggaran sebesar Rp 100 miliar
- PT PP (Persero) Tbk, anggaran Rp 250 miliar
- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, anggaran sebesar Rp 300 miliar
- PT Waskita Karya (Persero) Tbk, anggaran sebesar Rp 300 miliar
- PT Adhi Karya (Persero) Tbk, anggaran sebesar Rp 100 miliar
- PT Jasa Marga Tbk (Persero), anggaran sebesar Rp 500 miliar
- PT Rukun Raharja Tbk, anggaran Rp 40 miliar
- PT Eastprac Hotel Tbk, anggaran Rp 2 miliar
- PT Ace Hardwere Indonesia Tbk, anggaran sebesar Rp 34,3 miliar
- PT AKR Corporindo Tbk, anggaran sebesar Rp 500 miliar
- PT Barito Pacific Tbk, anggaran sebesar Rp 1 triliun
- PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk, anggaran sebesar Rp 1,8 triliun
- PT Medco Energi Internasional Tbk, anggara sebesar US$ 3 juta’
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk, anggaran sebesar Rp 3 triliun
- PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk, anggaran sebesar Rp 250 Miliar
- PT Bukti Asam Tbk, anggaran sebesar Rp 300 miliar
- PT Timah Tbk, anggaran sebesar Rp 100 miliar
- PT Aneka Tambang Tbk, anggaran sebesar Rp 100 miliar
- PT Saratoga Investama Sedaya Tbk , anggaran sebesar Rp 110 miliar
- PT Nusantara Infrastruktur Tbk, anggaran tidak disebutkan
- PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk, anggaran tidak disebutkan, jumlah lembar 200 juta
- PT Mulia Industrindo Tbk, anggaran sebesar Rp 25 miliar
- PT Nusa Raya Cipta Tbk, anggaran sebesar Rp 125 miliar
- PT Pan Brothers, Tbkm anggaran sebesar Rp 210 miliar
- PT Bank Panin Tbk, anggara sebesar Rp 480 miliar
- PT Kalbe Farma Tbk, anggara sebesar Rp 18,75 miliar
- PT Surya Semesta Internusa Tbk, anggara sebesar Rp 300 miliar
- PT Cikarang Listrindo Tbk, anggara sebesar Rp 72,45 miliar
- PT Mitra Adiperkasa Tbk, anggaran sebesar Rp 20,023 miliar
- PT Sarana Menara Nusantara Tbk, anggaran sebesar Rp 25,5 miliar
- PT Mahkota Group Tbk, anggaran sebesar Rp 20 miliar
- PT M Cash Inetgrasi Tbk, anggaran sebesar Rp 17,35 miliar
- PT Bank Mestika Dharma Tbk, anggaran sebesar Rp 100 miliar
- PT Multi Indocitra Tbk, anggaran sebesar Rp 6 miliar
- PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk, anggaran sebesar Rp 14,28 miliar
- PT Digital Mediatama Maxima Tbk, anggara sebesar Rp 15,38 miliar
- PT Bumi Serpong Damai Tbk, anggaran sebesar Rp 1 triliun
- PT Perdana Gapuraprima Tbk, anggaran sebesar Rp 10 miliar
- PT NFC Indonesia Tbk, anggaran tidak disebutkan
- PT Kawasan Industri Jababeka Tbk, anggaran sebesar Rp 300 miliar
- PT Telefast Indonesia Tbk, anggaran sebesar Rp 6,7 miliar
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, anggaran sebesar Rp 2 triliun.
- PT Erajaya Swasembada Tbk, anggaran sebesar Rp 319 miliar
- PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, anggaran sebesar Rp 75 miliar
- PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, angggaran sebesar Rp 1,13 miliar
- PT Mark Dynamics Indonesia Tbk, anggaran sebesar Rp 15 miliar
- PT Kresna Graha Investama Tbk, anggaran sebesar Rp 18,20 miliar