Rupiah Masih Terus Melemah, Bank Indonesia Diproyeksikan Menaikkan BI Rate Bulan Ini

0
85

Nilai tukar rupiah yang masih terus melemah akibat penguatan indeks dolar Amerika Serikat [AS] diperkirakan berimplikasi pada suku bunga acuan. Analis memperkirkan Bank Indonesia bakal menaikkan BI Rate dalam Rapat Dewan Gubernur BI pada 24 April.

Berdasarkan data Google Finance, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada Senin, 16 April 2024 sempat berada di level 16.228. Padahal pada Senin (15/4), nilai tukar rupiah ditutup pada level 16.082.

“Ini ada potensi Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga untuk menjaga kestabilan nilai rupiah,” ujar Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman dalam Morning Investview, Selasa (16/4), dikutip dari Youtube BNI Sekuritas 46.

Mengutip Bloomberg, Fanny mengatakan, nilai tukar rupiah saat ini mencapai 15.935, merupakan level terendah dalam 3 tahun terkahir.

“Tetapi sebetulnya rupiah ini tetap akan dijaga stabil oleh Bank Indonesia,” ujarnya.

Ekonom BNI, tambah Fanny, memproyeksikan secara rata-rata nilai tukar rupiah pada tahun ini berada di sekitar 15.500an.

“Tetapi kemungkinan nanti justru di akhir tahun ini malah akan menguat lagi, dengan asumsi The Fed [bank sentral Amerika Serikat] betul-betul akan melakuan pemangkasan suku bunga, kemudian tensi geopolitik menurun dan juga ada foreign inflow,” ujarnya.

Baca Juga :   Rapat Dewan Gubernur BI Desember 2020, Pertahankan Suku Bunga Acuan

Terpisah, Direktur Utama Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi juga memperkirakan Bank Indonesia bakal menaikkan suku bunga acuan pada bulan ini untuk stabilisasi nilai tukar rupiah.

Menurut Ibrahim, intervensi melalui Non Deliverable Forward (DNDF) baik melalui pasar obligasi maupun valas tidak cukup untuk melakukan stabiliasi nilai tukar rupiah saat ini.

“Bank Indonesia, walaupun terus melakukan intervensi di pasar NDF beruapa valuta asing dan obligasi, kemungkinan besar tidak akan cukup kuat menahan laju pelemahan mata uang rupiah. Sehingga dalam pertemuan di bulan ini Bank Indonesia harus menaikkan suku bunga sebesar 25 bps untuk menstabilan mata uang rupiah,” ujar Ibrahim saat dihubungi, Selasa (16/4).

Mengapa rupiah masih melemah?

Ibrahim mengatakan rupiah melemah terhadap dolar AS karena indeks dolar yang memang menguat.

Penguata dolar ini terjadi karena membaiknya data-data ekonomi di Amerika, seperti data penjualan ritel yang naik 0,7% dari bulan lalu.

Selain itu, tingkat inflasi di Amerika Serikat juga masih cukup tinggi membuat bank sentralnya yaitu Federal Reserve [The Fed] masih ragu menurunkan suku bunga acuan. Saat ini, Fed Fund Rate berada di level 5,25% – 5,50%.

Baca Juga :   Likuiditas Perbankan yang Ketat Mengganjal Transmisi Penurunan Suku Bunga Acuan ke Bunga Deposito dan Kredit

“Bisa saja [The Fed] akan menaikkan suku bunga, karena eskalasi tensi politik yang cukup tinggi di Timur Tengah,” ujar Ibrahim.

Di sisi lain, sejumlah pejabat The Fed, seperti Neel Kashkari dan John C. Williams juga menyampaikan pernyataan ke publik bahwa kemungkinan besar The Fed tidak menurunkan suku bunga pada semester II 2024 ini.

Pada saat yang sama, tensi geopolik di Timur Tengah ternyata masih terus memanas, setelah Kementerian Perang Israel menyatakan kemungkinan besar akan melakukan serangan balik terhadap Iran.

“Ini yang membuat indeks dolar kemungkinan besar menuju 110 atau 112. Ini adalah level tertinggi sepanjang masa yang ditakutkan oleh pasar,” ujar Ibrahim.

Pada Selasa (16/4), indeks dolar AS berada di level 106, naik dari 105 pada Senin (15/4).

Pelaku pasar sempat berekspektasi ketegangan antara Israel dan Iran mereda, setelah Iran menyatakan tidak akan melakukan serang lagi pasca serangan pada Minggu 14 April lalu.

“Kalau sendainya tensi geopolitik di Timur tengah terus memanas, akan membuat harga minyak mentah mengalami kenaikan sampai US$100 per barel,”ujar Ibrahim.

Baca Juga :   Perekonomian Pulih Bertahap, Presiden Ingatkan Tetap Waspada Ketidakpastian Global

Sebagai negara importir minyak mentah terbesar di Asia Tenggara, tambah Ibrahim, kenaikan harga minyak ini menyulitkan perekonomian Indonesia.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics