The Fed Pertahankan Suku Bunga, Bagaimana Prospek Harga Aset Kripto?

0
42

Pasar aset kripto dan saham Amerika Serikat sempat melemah pasca Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%-4,50% dalam The Federal Open Market Committee (FOMC), Rabu (30/).

Bitcoin sempat turun ke level $101.800 setelah pengumuman tersebut sebelum akhirnya berhasil pulih setelah konferensi pers pemimpin The Fed, Jerome Powell, meredakan kekhawatiran pasar.

Situasi yang sama juga terjadi di pasar saham AS dengan indeks saham AS seperti S&P 500 dan Nasdaq yang menunjukkan pemulihan pasca konferensi pers Powell yang menyatakan tidak adanya rencana untuk menaikkan suku bunga dalam waktu dekat. 

Keputusan The Fed tersebut sejalan dengan prediksi para pengamat khususnya melihat kondisi inflasi secara umum yang mengalami kenaikan signifikan berdasarkan data CPI Desember. Namun, pernyataan kebijakan The Fed pada pertemuan tersebut menciptakan gejolak di pasar keuangan, khususnya di pasar kripto dan saham AS.

Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan, fenomena tersebut menyoroti masih tingginya sensitivitas pasar kripto dan pasar saham AS terhadap sentimen makroekonomi AS. 

Baca Juga :   Pemerintah Buka Akses Badan Usaha Menjadi Investor Kripto, Apa Dampaknya?

“Hal ini mensinyalir tingginya kekhawatiran investor terhadap potensi risiko ke depan yang mungkin dapat terjadi jika The Fed mulai kembali menaikkan suku bunga guna menekan inflasi. Risiko tersebut diantaranya seperti potensi berpindahnya dana investasi dalam jumlah besar kembali ke instrumen berisiko rendah seperti dolar dan obligasi pemerintah AS dari pasar saham dan kripto,” ungkap Fahmi. 

Fahmi menambahkan, peluncuran teknologi AI DeepSeek turut menjadi faktor yang semakin meningkatkan kekhawatiran.

“Namun terlepas dari itu, pemulihan harga Bitcoin ke level di atas $103.000 selama konferensi pers Powell menunjukkan ketahanan Bitcoin yang tinggi serta relevansinya sebagai indikator kepercayaan pasar. Aliran dana masuk neto ETF Bitcoin spot pada 30 Januari pasca penentuan suku bunga tersebut juga mencatatkan angka yang cukup baik yakni sebesar $266,6 juta, mengacu data Coinglass. Hal ini menandakan kepercayaan investor yang masih tinggi terlepas dari dinamika yang ada,” imbuhnya. 

Inflasi yang tinggi dan sikap The Fed yang hati-hati bisa berarti suku bunga akan tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama. 

Baca Juga :   Pernah “Dibenci” OJK, Apa Perbedaan Aset Kripto di Bawah Bappebti dengan OJK?

“Situasi tersebut memang dapat memberikan tekanan pada aset berisiko seperti saham dan kripto. Namun, para pelaku pasar sepertinya telah memasukkan kemungkinan tersebut dalam pengambilan keputusan mereka pasca paparan The Fed pada pertemuan FOMC bulan lalu yang menyatakan hanya akan melakukan pemangkasan suku bunga sekitar dua kali di tahun ini. Dengan demikian, mampu bertahannya Bitcoin di level harga saat ini di atas $100.000 menunjukkan kekuatan aset tersebut yang semakin solid. Hal ini mungkin dikarenakan semakin banyaknya investor institusional dan ritel yang memandang Bitcoin sebagai instrumen lindung nilai terhadap penurunan nilai mata uang fiat dan ketidakpastian ekonomi,” lanjutnya. 

Di tengah dinamika tersebut, penting bagi investor untuk memiliki komposisi portofolio yang seimbang sesuai dengan preferensi dan strategi investasi yang dimiliki.

“Semakin tingginya ketidakpastian pasar membuat investor perlu mengantisipasi lebih banyak kemungkinan ke depan yang bisa terjadi. Diversifikasi lintas sektor dengan turut mengkombinasikan beberapa instrumen seperti misalnya stablecoin, saham AS, serta Bitcoin dan altcoin, menjadi salah satu opsi yang menarik,” ujar Fahmi. 

Baca Juga :   Kolaborasi Multi-Stakeholders, Reku Gandeng Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) dalam Literasi Aset Kripto

Bagi investor kripto cenderung mengutamakan fundamental suatu aset, dapat berinvestasi di aset kripto yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar. “Misalnya di fitur Packs di Reku, investor bisa berinvestasi pada berbagai kripto blue chip dalam sekali swipe untuk memudahkan diversifikasi. Selain itu, investor juga dapat mengoptimalkan potensi bullish Saham AS melalui fitur Insights yang merangkum informasi dengan berbagai metodologi dan teknik analisis yang mudah dipahami dalam satu score untuk memudahkan investor dalam mengambil keputusan,” jelasnya. 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics