Menkeu Sri Mulyani Minta Para Pengusaha Turut Meredakan Ketegangan Geopolitik
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyerukan kepada para pengusaha untuk ikut membantu meredakan ketegangan geopolitik. Hal ini disampaikannya dalam acara B20 Summit yang diselenggarakan di Nusa Dua Bali pada 14 November 2022.
Ia menjelaskan bahwa B20 merupakan forum yang paling menonjol di rangkaian kegiatan G20. Forum ini menonjol karena menghadirkan banyak pemimpin negara, tokoh-tokoh dunia, hingga pengusaha-pengusaha ternama.
Dengan adanya acara B20 ini, Sri Mulyani berharap dapat menurunkan tensi ketegangan antar negara. “Saya berharap B20 dapat terus menjaga semangat kolaborasi dan kerja sama, dan menyuarakannya kepada dunia. Terutama pada pemimpin negara. Peran dan suara anda semua sangatlah penting,” kata Sri Mulyani.
Dalam hal ini hubungan relasi bisnis juga menjadi satu aspek penting untuk menurunkan ketegangan. “Hubungan dan relasi bisnis sebenarnya adalah salah satu aspek yang dapat menurunkan tensi, baik geopolitik maupun ancaman keamanan,” katanya.
Lebih lanjut, Menteri Keuangan juga memaparkan bahwa dalam dalam Kepresidenan di G20, antar negara harus tetap semangat kerja sama dan gotong royong. “Dalam Kepresidenan di G20, antar negara harus tetap semangat kerja sama dan gotong royong. Semangat perdamaian, solidaritas, multilateralisme harus dilanjutkan dan diperkuat,” tuturnya.
Ia juga menyoroti permasalahan dan pemecahan permasalahan global. Permasalahan diantaranya yaitu terkait perang antar Rusia dan Ukraina, krisis energi dan pangan, serta angka inflasi yang tinggi.
Mengingat masalah global merupakan masalah bersama yang dialami setiap negara, maka harus adanya kerja sama yang terjalin antar negara. Hal ini agar dunia bisa pulih lebih kuat bersama. Selain itu, diperlukan adanya rencana kebijakan yang kredibel dan mengerahkan semua alat variabel secara efektif guna meningkatkan kepercayaan ekonomi.
“Kita harus memberikan dukungan yang tepat sasaran, apalagi karena ruang kebijakan yang semakin terbatas harus lebih tepat sasaran. Terutama dalam melindungi masyarakat miskin dan rentan. Banyak perusahaan besar seperti Unilever, Freeport, mudah-mudahan melihat pertumbuhan perusahaan Anda yang lebih inklusif,” jelas Sri Mulyani.