Askrindo di Tangan Eks Bankir BRI

Dirut Askrindo, Priyastomo/Dok. Askrindo
PT Askrindo memainkan peran yang penting dalam perekonomian nasional, terutama perannya dalam memberikan penjaminan kredit usaha rakyat (KUR) dan penugasan lainnya dari pemerintah. Belum lagi peran-peran lainnya pada portofolio bisnis yang lainnya.
Dalam memainkan peran tersebut membutuhkan kepemimpinan yang mampu menavigasi perusahaan secara tepat. Sosok Direktur Utama Askrindo sebagai pucuk pimpinan di perusahaan memiliki peran penting untuk mengantarkan Askrindo berkontribusi semakin besar dan meluas. Priyastomo yang telah lama berkiprah di sektor jasa keuangan, khususnya di perbankan. Karirnya di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang relatif panjang menjadi bekalnya untuk membawa Askrindo menjadi perusahaan jasa keuangan yang memiliki daya saing kuat dan adaptif.
Berikut ini petikan wawancara tertulis dengan Direktur Utama Askrindo, Priyastomo pada bulan Mei 2023.
Dari informasi yang kami himpun, Anda berkembang dan besar di BRI, yang notabene adalah bank terbesar di Indonesia. Apa saja yang Anda adopsi dari BRI untuk Askrindo?
Leadership dan pengalaman di sebuah institusi besar sekelas BRI menjadi modal bagi saya untuk melakukan perbaikan dan transformasi di Askrindo. Seorang leader yang baik itu harus menjadi role model. Bukan menjadi seorang bos yang hanya bisa menyuruh. Ada tiga hal yang wajib dimiliki oleh seorang leader. Pertama, bekerja dengan hati. Kedua, membangun fondasi, yakni tata kelola perusahaan, manajemen risiko, dan management HC (human capital) berbasis IT (information technology). Dan, ketiga, harus memberikan legasi atau warisan. Saya memulai perjalanan di Askrindo dengan mencanangkan transformasi, perbaikan kinerja dan juga melakukan harmonisasi. Dilanjutkan dengan melakukan analisis. Transformasi yang diterapkan pun membuahkan hasil positif dengan gambaran kinerja yang terus tumbuh secara berkelanjutan.

Direktur Utama Askrindo, Priyastomo/Dok. Askrindo
Apa fondasi yang Anda letakkan sejak anda mulai memimpin di Askrindo pada 2021?
Saya melihat potensi yang masih ada, bisa create value dan perbaiki, melihat masalah yang terjadi karena apa, dan langkah-langkah apa yang saya lakukan, tidak ada yang ditutupi. Sehingga, bisa mengetahui arah untuk memperbaikinya. Hal pertama yang dilakukan saat masuk Askrindo yakni bagaimana saya membangun kepercayaan dan komunikasi dengan teman-teman. Itu menjadi hal penting, karena saya tidak bekerja sendiri. Saya hanya bisa membangun manajemen dan mengarahkan, tapi semua harus didukung dengan perangkat, mulai dari sumber daya manusia (SDM), sistem organisasi, dan itu semua harus jalan. Setelah mengetahui SDM, lalu melangkah ke proses bisnis, dan tata kelola organisasi.
Transformasi merupakan hal yang urgent. Terlebih, transformasi ini mengikuti perkembangan zaman. Untuk itu, transformasi ini difokuskan pada beberapa hal yang sangat fundamental yang dapat memberikan pengaruh perusahaan ini berjalan secara profesional dan prudent. Untuk melakukan transformasi perusahaan ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Pertama, mengevaluasi kondisi saat ini, termasuk bisnis, SDM, layanan, KPI (key performance index), sistem, tata kelola perusahaan, dan yang lainnya. Kemudian, menentukan tujuan selanjutnya dengan menghubungkan sistem, budaya, dan proses bisnisnya.
Ada lima transformasi utama yang kami selenggarakan. Kesatu, transformasi tata kelola organisasi. Kedua, transformasi SDM. Ketiga, transformasi business process. Keempat, transformasi teknologi informasi (TI). Kelima, transformasi keuangan dan akuntansi.
Digitalisasi sudah menjadi harga mati bagi bisnis, bagaimana Anda sebagai CEO Askrindo melihat tren ini dari kacamata helicopter view? Bagaimana pula Anda memastikan Askrindo juga tidak ketinggalan dengan tren tersebut?
Kami melakukan beberapa transformasi pada IT dan Bisnis, hal tersebut dilakukan guna beradaptasi dengan industri saat ini yakni 4.0. Transformasi business process, bagi Askrindo dalam membangun layanan yang prima, dan mempercepat akselerasi bisnis dan operasional. Kemudian, transformasi teknologi informasi (TI) dilakukan tidak hanya dalam proses operasional di dalamnya, tetapi juga perbaikan hingga layanan ke pelanggan dengan konsep akuntansi. Transformasi TI ini sendiri juga sejalan dengan transformasi keuangan dan akuntansi dengan mengembangkan enterprise resource planning (ERP). Pengembangan sistem ERP diprioritaskan untuk modul finance & accounting, serta procurement dan fixed asset. Pengembangan ERP ini sekaligus menjawab tantangan making Indonesia 4.0 di mana seluruh sistem/aplikasi telah terintegrasi. Dengan demikian nantinya proses bisnis dengan konsep akuntansi menjadi terintegrasi baik.
Askrindo dan KUR seperti satu kesatuan yang tidak bisa dilepaskan. Bisa diceritakan, seperti apa komposisi bisnis dengan penjaminan kredit UKM ini dalam bisnis Askrindo, bila dibandingkan dengan bisnis Askrindo yang lainnya?
PT Askrindo memiliki peran terhadap pemberdayaan Usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) guna menunjang pertumbuhan perekonomian Indonesia dan memperbesar akses riil terhadap sektor finansial.
Bisnis penjaminan KUR & program sebagai bagian dari penugasan pemerintah memang masih mendominasi bisnis Askrindo, 60-40% untuk komposisinya.
Dalam kurun waktu 2 tahun terakhir, terdapat 7 sektor usaha untuk pembiayaan yang dijamin oleh PT Askrindo. Adapun ketujuh sektor tersebut beserta persentase proporsinya terhadap total sektor usaha yang dijamin sebagai berikut sektor Perdagangan; Pertanian dan Kehutanan; Jasa-Jasa dan Sektor Usaha Lainnya, Industri Kecil; Penyediaan Akomodasi; Perikanan dan Kelautan; dan Konstruksi.
Apa yang ingin Anda legasikan kepada Askrindo?
Saya membangun kedekatan dengan karyawan, membaca kapan harus formal, kapan menjadi teman. Hal ini penting karena konsep dan strategi yang dibangun oleh manajemen dapat tersampaikan dengan baik. Dari kedekatan yang tulus terbangun kepercayaan, ini yang menimbulkan semangat militansi untuk memajukan perusahaan dalam mencapai visi misi bersama.
Kunci sukses bagi saya dalam bekerja dimana pun termasuk Askrindo, pertama adalah bekerja dengan hati yang bersih karena hal ini bisa membangun pikiran positif sehingga bisa menjalankan amanah dengan baik. Kedua, membangun tata kelola yang baik (GCG/good corporate governance) karena ini menjadi pondasi penting untuk membangun organisasi yang baik. Selain GCG tentunya diiringi dengan risk management sebagai benteng perusahaan agar tidak salah langkah sekaligus menjaga keberlanjutan pertumbuhan perusahan yang aman dan kuat. Ketiga, membangun SDM yang unggul dengan manajemen tata kelola SDM, mulai dari recruitment hingga purna tugas. Dan tentu juga didukung oleh IT/digitalisasi yang aman & kuat.
Kalau di awal sudah bertekad untuk membangun legacy dan menjadi role model bagi karyawan maka kita akan bekerja dengan baik, fokus pada target, tidak mungkin sembrono, memberi contoh perilaku baik, jujur, tulus dan menjaga integritas, sebagai bagian dari penerapan budaya AKHLAK.
Leave a reply

