Anggota DPR Desak Pemerintah Gencarkan Edukasi soal Gagal Ginjal pada Anak

0
346

Pemerintah diminta menggencarkan edukasi kepada masyarakat mengenai kasus gagal ginjal akut yang terjadi pada anak. Informasi yang simpang siur harusnya dicegah untuk menekan kepanikan dan rasa takut yang berlebihan karena kebenarannya belum bisa dipastikan.

“Pemerintah harus melakukan edukasi kepada masyarakat secara optimal terkait persoalan ini melalui berbagai strategi komunikasi maupun memanfaatkan platform media,” kata Ketua DPR Puan Maharani dalam keterangannya, Rabu (19/10).

Puan mengatakan, alat kelangkapan Dewan yang membidangi kesehatan juga perlu berkoordinasi dengan pemerintah untuk mencari solusi mengatasi kasus gagal ginjal akut pada anak. Koordinasi itu antara lain ikut mengedukasi masyarakat dan memantau kasus gagal ginjal di tiap-tiap daerah pemilihannya.

Merujuk kepada data statistik secara internasional, kata Puan, kasus gagal ginjal pada anak dan ada sekitar 70 yang meninggal dunia juga ditemukan di Gambia, Afrika Barat. Hasil dari laporan yang ditemukan, kasus gagal ginjal di Afrika Barat disebabkan oleh konsumsi obat yang tercemar etilen glikol dan dietilen glikol yang melampaui batas normal.

Baca Juga :   Penggunaan Teknologi Digital Berkembang Pesat di Indonesia, Kita Juga Perlu Tahu Risikonya

“Pastikan seluruh tenaga kesehatan telah memahami untuk menunda sementara waktu pemberian resep obat cair untuk anak, serta membantu memberikan edukasi kepada masyarakat,” kata Puan.

Seperti Puan, anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani ikut mendesak pemerintah untuk mengedukasi publik soal kasus gangguan ginjal akut yang menyerang anak. Edukasi tersebut dirasa penting karena sebagian masyarakat belum mengetahui gejala dan tindakan yang harus dilakukan bila anak-anak mengalami gangguan ginjal akut.

“Justru sekarang banyak informasi yang belum tentu benar beredar di masyarakat. Misalnya apakah kasus ini disebabkan paracetamol atau tidak? Komunikasi publik seperti inilah yang harus dikelola dengan baik oleh Kemenkes dan BPOM, sehingga masyarakat memiliki pengetahuan yang benar dari sumber resmi dan bisa mencegah dampak dari kesimpangsiuran informasi itu,” kata Netty.

Netty menambahkan, apabila masyarakat tidak mengenali dan memahami gejala gagal ginjal tersebut, maka penanganan penyakit itu akan terlambat dilakukan. Risikonya akan berujung pada kematian, sebagaimana 11 pasien gangguan ginjal akut yang terjadi di Bali beberapa waktu yang lalu.

Baca Juga :   Fraksi Golkar Akan Bagikan Penugasan di Tiap-Tiap Komisi di DPR Selepas Pelantikan Prabowo-Gibran

“Karena itu, pemerintah harus melakukan sosialisasi mengenai penyakit ini secara masif dengan berbagai strategi dan platform media. Banyak orang tua yang masih menganggap penyakit ini sebagai flu ataupun pilek biasa sehingga penanganannya tak tepat sasaran,” kata Netty.

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics