Ini Saran Ketua Komisi IV ke Pemerintah agar Bulog Bisa Jaga Stabilitas Harga di Petani
Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) diminta menyerap beras di waktu panen sehingga stabilitas harga di kalangan petani bisa terjaga. Karena itu, pemerintah diminta mewajibkan pegawai negeri sipil (PNS) TNI/Polri untuk membeli beras dari Bulog agar bisa konsisten menyerap beras dari petani.
“Jadi kalau kita lihat nasibnya Bulog ini kasihan sekali, disuruh menyerap beras pada waktu panen agar menjaga stabilitas beras di petani jangan jatuh. Di satu sisi, penyalurannya masih kebingungan,” kata Ketua Komisi IV DPR Sudin saat rapat dengan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (17/1).
Sudin mengatakan, pihaknya dalam beberapa kesempatan rapat kerja sebelumnya menyarankan kepada pemerintah agar PNS dan TNI/Polr membeli beras dari Bulog agar tidak kesulitan menyerap beras petani. Apalagi kebijakan demikian akan menggerakkan ekonomi masyarakat bawah seperti tukang ojek dan lain sebagainya itu bisa mendapatkan penghasilan yang lumayan.
“Kalau 1 hari bisa mengantarkan ke 5 rumah atau 10 rumah. Tapi, alhamdulillah sampai hari ini belum pernah terwujud dan entah kapan terwujudnya,” ujar Sudin.
Sementara itu, dalam paparannya, Dirut Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, pihaknya sebagai operator stabilisasi pangan berkonsentrasi menyerap hasil produksi petani dalam negeri secara optimal. Hal itu dilakukan terutama saat produksi mengalami surplus.
“Hal ini bertujuan untuk stabilisasi harga gabah atau beras yang berlebihan di tingkat hulu pada saat panen,” ujar Buwas panggilan akrabnya.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) dan pengamatan Bulog, kata Buwas, diperkirakan puncak produksi beras akan terjadi pada periode Februari-Maret 2022. Dengan asumsi surplus pada waktu panen, maka Bulog akan menyerap beras pada Triwulan I/2022 sekitar 4,14 juta ton beras.
“Jumlah tersebut ideal untuk memenuhi kebutuhan, menjaga tingkat stok sebesar 1 juta sampai 1,5 juta ton beras dari Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan diperkirakan menjadi produsen terbesar beras selama bulan Januari hingga Maret 2022,” kata Buwas.