Komisi VI DPR Dukung Hilirisasi Batu Bara dengan Teknologi Gasifikasi

0
558

Kesiapan PT Bukit Asam (Persero) Tbk sedang menjalankan hilirisasi batu bara mendapat dukungan dari Komisi VI DPR. Dengan teknologi gasifikasi, hilirisasi ini akan menghasilkan produk akhir yang benilai tambah dan diperkirakan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia akan impor gas untuk LPG.

“Kami mendukung batu bara ini tidak hanya dieksploitasi dan eksplorasi, tetapi dengan nilai tambah hilirisasi, karena ini berdampak pada regional development,” kata Wakil Ketua Komisi VI Aria Bima seperti dikutip situs resmi DPR beberapa waktu lalu.

Aria menuturkan, hilirisasi merupakan fokus pemerintah karena membawa dampak ganda yang positif bagi perekonomian nasional. Perusahaan batu bara milik negara ini nantinya akan memasok batu bara dari area tambang ke perusahaan patungan untuk diolah menjadi produk akhir.

Adapun produk akhir dari gasifikasi batu bara itu antara lain DME (Dimethyl Ether) sebagai bahan bakar substitusi LPG, Methanol sebagai bahan baku industri kimia dan komponen bahan baku biodesel untuk mendukung progam B-30, dan MEG (Mono Ethylene Glycol) sebagai bahan baku pembuatan polyester.

Baca Juga :   Erick: Kita Butuh Strategi Jangka Pendek, Menengah dan Panjang untuk Pulihkan Ekonomi

“Jadi, di hulunya, kita minta sektor pertambangan lebih ekspansif untuk memperluas investasi di luar Sumatera, kemudian di sektor produknya juga harus ada hilirisasi karena pemerintah menegaskan gasifikasi supaya LPG bisa dibuat dari turunan batu bara,” kata Aria lagi.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan, batu bara akan diubah menjadi syngas untuk kemudian diproses menjadi DME, Methanol, dan MEG. Proyek hilirisasi batu bara ini direncanakan akan memproduksi 1,4 juta ton DME, 300 ribu ton Methanol, dan 250 ribu ton MEG.

Nantinya, DME hasil hilirisasi akan digunakan sebagai bahan baku LPG, sehingga dapat mengurangi impor gas untuk LPG. Dengan adanya hilirisasi batu bara, Bukit Asam yakin dapat mengurangi nilai impor gas Indonesia hingga sekitar US$ 1 miliar per tahun.

Lebih lanjut, Bukit Asam juga menjamin ketersediaan cadangan batu bara untuk mendukung rencana perusahaan yang ingin mendisverifikasi bisnis melalui hilirisasi. Sementara itu, pada tahun ini perseroan menargetkan produksi batu bara sebesar 27,26 juta ton atau naik 3% dari realisasi tahun sebelumnya sebesar 26,36 juta ton.

Leave a reply

Iconomics