BEI Cetak Rekor Baru soal Jumlah Investor Saham di 2019

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat rekor baru penambahan jumlah investor saham atau Single Investor Identification (SID) sebanyak 250.368 sepanjang 2019. Jumlah investor itu diharapkan dapat bertambah lagi dalam sisa hari kerja bursa ke depan.

“Pada 2018 penambahan jumlah investor saham baru hanya 223.729 investor. Per Senin (23/12) kemarin, sudah terlampaui penambahan lebih dari 250.000 investor saham baru atau merupakan rekor tertinggi selama ini,” kata Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi di Jakarta, Kamis (26/12).

Dikatakan Hasan, berdasarkan fakta itu, maka investor saham di BEI mencapai 1.102.608 tahun ini, meningkat dari akhir tahun lalu yang sebanyak 852.240. Pencapaian ini menjadi rekor penambahan SID saham terbanyak dalam setahun.

“Alhamdulillah, untuk pertama kalinya penambahannya melampaui angka 250.000. Di tahun 2020, target penambahan SID baru diharapkan dapat bertambah minimal 20%,” kata Hasan.

Untuk 2020, BEI mencanangkan target 78 efek yang harus tercatat, naik dari target 2019 yaitu 75 efek. Selain itu, meski tahun ini jumlah perusahaan yang melakukan IPO hanya 55, BEI meningkatkan targetnya menjadi 57 perusahaan IPO untuk tahun depan.

Hasan berpendapat, IPO tidak hanya digunakan sebagai sarana menggalang dana, melainkan juga mampu memperbaiki tata kelola perusahaan serta meningkatkan transparansi. BEI dapat berperan sebagai sarana pendanaan untuk semua segmen, baik perusahaan berskala kecil, menengah, maupun besar, tidak terkecuali BUMN dan anak-cucu perusahaannya.

Hasan mengatakan, pihaknya telah mengetahui bahwa sudah banyak perusahaan BUMN yang mulai menyadari pentingnya pencatatan diri di bursa saham. Hasan akan tetapi tak mau menyebutkan nama-nama perusahaan BUMN itu.

Di samping menargetkan peningkatan jumlah investor, BEI juga berupaya memperbanyak jumlah SID aktif saham sebanyak 20%-25% pada 2020. Berdasarkan statistik, dari 1,1 juta SID saham, hanya 15% atau sekitar 120.000 yang aktif melakukan transaksi di BEI.