Target-Target Mandiri Tunas Finance Tahun 2020

0
450
Reporter: Yehezkiel Sitinjak

Bagaimana outlook MTF untuk tahun ini dibanding tahun lalu, apalagi dengan adanya corona?

Seperti saya katakan tadi bahwa kami perkirakan target 6% untuk tahun ini. Itu sebelum terjadinya kondisi corona ini. Setelah virus corona kita akan revisi. Kita mau lihat dulu dampaknya tapi di awal sebelum corona pasti akan ada perubahan. Pasti akan ada dampak. Tapi kita mau lihat seberapa lama. Sebagai contoh, untuk Januari-Februari kemarin, kita masih tumbuh walaupun tipis. Berarti kita belum terdampak langsung.

 

Berapa pertumbuhan bulan Januari-Februari kemarin?

Untuk bulan Januari dan Februari tumbuh sekitar 3% dibanding periode yang sama tahun lalu. Berarti kan belum berdampak dari sisi kita. Tapi kita belum tahu dalam beberapa bulan ke depan akan terkoreksi berapa persen.

 

Apakah ada segmen pasar yang akan ditargetkan pada tahun 2020?

Kita akan mendorong untuk sinergi dengan holding kita, Bank Mandiri. Mereka memiliki database yang sangat besar, baik dari ritel maupun nasabah corporate maupun commercial. Ditambah lagi jaringan dan jumlah cabangnya. Jadi kami ingin lebih bersinergi dengan mereka. Mereka punya customer base dengan segmen payroll yang cukup banyak. Kalau segmen payroll kita biayai, harusnya tidak terpengaruh dengan kondisi saat ini karena mereka tetap digaji. Itu segmen yang kita kejar di tahun ini karena database-nya di Mandiri besar sekali dan kita ingin lebih bersinergi dengan mereka.

Baca Juga :   Stok Beras dan Alat Kesehatan Aman Erick: Masyarakat Tak Perlu Panik karena Corona

 

Bagaimana strategi MTF dari segi pengembangan digitalisasi?

Di digital ada tiga hal yang kita lakukan. Pertama, kita lakukan proses internal berkaitan dengan digital. Jadi semacam percepatan proses. Contohnya, bagaimana bisa melihat kualitas dari orang. Ada Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) yang bisa dilihat. Sistem kita juga sudah dibuka untuk Dukcapil. Berarti kita sudah memiliki sistem yang bisa langsung connect ke Dukcapil. Kemudian kualitasnya seperti apa, kita juga punya sistem yang connect ke data kredit atau histori kredit. Dari situ otomatis lebih cepat karena kita akan tahu orang ini kemampuannya seperti apa, kualitasnya seperti apa, tanpa melakukan ekstra effort.

Kedua, tentang pelayanan. Orang kan cenderung apply lewat digital. Nah ini kita lagi mengarah ke sana. Sebagai permulaan dengan top up KMG ini (Cash Aja). Top up KMG ini ada untuk nasabah terpilih kita yang kita dorong bila mau apply kredit tinggal pakai ini tanpa harus melalui orang lagi.

Ketiga, kita ingin memanfaatkan database customer kita untuk mensegmenkan mana yang keliatannya bisa kita sasar dengan produk kita secara lebih baik. Digitalisasi ini memang jadi andalan kita. Contohnya terkait proses. Kita tidak perlu buka cabang baru kalau mau berkembang. Karena dengan menempatkan satu orang di satu kota, dia bisa proses karena by digital. Aplikasi tinggal dipakai dan akan diproses. Kita ada central processing yang disitu akan di-review kreditnya. Itu bikin lebih efisien.

Baca Juga :   Kemenko Perekonomian Matangkan Stimulus Lanjutan Antisipasi Wabah Corona

 

Saat ini MTF memiliki lebih dari 100 cabang yang tersebar di Indonesia, apakah jumlah cabang ini akan menambah, berkurang atau stagnan dengan adanya digitalisasi?

Tahun lalu kita hanya buka satu cabang. Tahun ini kita tidak ada rencana buka cabang. Karena kita mau ekspansi tanpa perlu membuka cabang. Kita sudah siapkan marketing kita. Mereka sudah dilengkapi dengan tools, jadi mereka bisa memproses aplikasi yang tidak ada cabangnya tanpa kita harus buka cabang.

Ke depan kita melihat fungsi cabang ini masih perlu, karena kita ada fisik BPKB. BPKB ini harus disimpan. Salah satu fungsi cabang kita adalah tempat menyimpan BPKB itu. Selain itu cabang sebagai tempat konsultasi. Mungkin nasabah ada kebutuhan dan disitu butuhnya cabang. Tapi kalau kaitannya dengan pembayaran itu sudah dilakukan di luar cabang. Jadi kita lihat cabang yang ada sekarang sudah cukup.

 

Berapa capex (capital expenditure–Red) untuk tahun ini?

Kita punya capex 50 miliar (rupiah). Dan sebesar 60% dari itu untuk memperkuat proses digitalisasi ini. Jadi nanti kaitannya dengan perbaikan proses, pelayanan, kemudian membuat sistem yang baik. Sisanya untuk perbaikan gedung, renovasi dan program-program lainnya.

Halaman Berikutnya
1 2

Leave a reply

Iconomics