3 Fakta yang Perlu Dicermati Selama 2020 Versi Bank Indonesia
Bank Indonesia (BI) menilai pada tahun ini menjadi momentum pemulihan ekonomi nasional (PEN) karena terkendalinya penanganan Covid-19 dan vaksinasi. Kendati demikian, penanganandan pemulihan ekonomi ibarat 2 sisi mata uang di mana satu sisi menyeimbangkan antara menjaga kesehatan dan menjaga berjalannya aktivitas perekonomian.
“Kemampuan untuk bertahan dengan beradaptasi dan bertransformasi diketahui menjadi kunci utama untuk melewati masa pandemi dengan sukses. Karena itu, dengan pelaksanaan vaksinasi dan digitalisasi BI optimistis pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 4,3% hingga 5,3%,” tutur Asisten Gubernur BI Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran, Filianingsih Hendarta dalam sebuah diskusi, Rabu (24/3).
Filianingsih mengatakan, pihaknya setidaknya mencatat 3 fakta yang perlu dicermati selama 2020. Pertama, pergeseran pola transaksi masyarakat yang semakin terbiasa untuk melakukan aktivitas digital. Buktinya terjadi peningkatan transaksi e-commerce pada Triwulan IV/2020 mencapai Rp 90,28 triliun atau tumbuh 28% secara kuartal ke kuartal atau 49,5% secara tahunan (yoy).
Sementara itu, kata Filianingsih, pertumbuhan transaksi digital banking mencapai 12,4% secara kuartal ke kuartal atau 41% yoy. Begitu pula dengan transaksi uang elektronik yang tumbuh 18% secara kuartal ke kuartal atau 22% secara yoy.
Fakta kedua, kata Filianingsih, adalah inovasi-inovasi baru yang terus berlanjut. Bukan lagi tahunan tapi waktunya sudah semakin pendek. Bahkan dalam harian pun bisa terjadi inovasi. Ini dihadirkan oleh teknologi finansial, perusahaan rintisan dan perbankan yang mengakselerasi transformasi digital.
“Fakta ketiga persepsi investor semakin kuat dan kita lihat aliran modal untuk perusahaan rintisan dan teknologi finansial semakin meningkat. Akserlerasi kinerja teknologi finansial mampu menarik minat investor,” kata Filianingsih.