BI dan Core Indonesia Nilai Ruang Pertumbuhan Ekonomi-Keuangan Syariah Cukup Besar

0
473

Bank Indonesia (BI) menilai potensi ekonomi dan keuangan syariah Indonesia yang sangat luar biasa itu sesuatu yang nyata. Dan tidak ada yang menyangkal hal tersebut. Karena itu, Indonesia mau nggak mau harus bersiap untuk menjadi negara terbesar dalam hal ekonomi dan keuangan syariah.

“Kita setuju dengan semua potensi yang disebutkan Wakil Presiden (Ma’ruf Amin) dan kita harus siap menjadi pusat pereknomian dan keuangan syariah dunia,” kata Direktur Eksekutif atau Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI M. Anwar Bashori dalam sebuah diskusi virtual, Senin (5/4).

Senada dengan Anwar, peneliti dari Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Ebi Junaidi juga berpendapat sama. Akan tetapi, Ebi menilai potensi itu belum maksimal diiimplementasikan. Bahkan dalam realitasnya masih sangat jauh dari potensi yang ada.

“Makanya Indonesia soal ekonomi dan keuangan syariah ini kan dijuluki ‘raksasa yang sedang tidur’. Masih ada ruangan yang belum dimaksimalkan,” kata Ebi.

Ebi mengatakan, potensi sudah jelas dan besar sekali. Itu tampak dari Indonesia merupakan penduduk muslim terbesar di dunia. Kemudian, kecenderungan atau selera masyarakat Indonesia akan keuangan syariah juga cukup besar.

Baca Juga :   Setelah Audit, Aset Minus dan Ini Strategi yang Ditempuh untuk Sehatkan Asabri

Indonesia, kata Ebi, juga diprediksi memiliki 180 juta penduduk muslim dewasa pada 2025 dan masyarakat dengan pendapatan menengah atas akan juga tumbuh. Meski demikian, pangsa pasar eknomi dan keuangan syariah itu masi cukup kecil secara nasional/

“Pangsa pasar perbankan syariah, misalnya, itu baru sekitar 6%-7%. Begitu juga sektor keuangan syariah yang baru sekitar 9% dan pasar modal syariah kita itu sekitar 16% atau 17%,” kata Ebi.

Di samping itu, kata Ebi, potensi wakaf yang disebut mencapai Rp 180 triliun ternyata realisasinya baru 0,02%. Sementara potensi zakat dari laporan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mencapai Rp 327,6 triliun atau setara 16% dari APBN 2021 baru terealisasi sekitar 3,1%.

“Jadi potensi kita besar. Tapi, dari data ini masih ada ruang yang sangat besar belum dioptimalkan dan tentu saja kita masih bisa tumbuh. Kabar baiknya rating kita dalam ekonomi dan keuangan syariah dalam beberapa tahun terakhir tumbuh positif. Sudah ada kesadaran,” kata Ebi.

Baca Juga :   Kinerja Positif Pertamina Jaga Pasokan BBM di Masa Mudik Diharapkan Berlanjut

 

Dapatkan berita dan analisis seputar ekonomi, bisnis dan lainnya hanya di theiconomics.com.

Pastikan untuk mengikuti perkembangan terbaru, berita, dan event The Iconomics di akun sosial media kami:
Instagram: the.iconomics
TikTok: @theiconomics
YouTube: @theiconomics
X: theiconomic
LinkedIn: The Iconomics

Leave a reply

Iconomics