Blibli Bukukan TPV Rp 72,1 Triliun pada 2023 atau Naik 17% Dibanding 2022
PT Global Digital Niaga Tbk (Blibli) mencatatkan nilai pemrosesan total (TPV) senilai Rp 72,1 triliun pada 2023 . Jumlah tersebut naik sebesar 17% dibandingkan dengan pencapaian pada tahun sebelumnya.
CEO & Co Founder Blibli Kusumo Martanto mengatakan, kinerja TPV Blibli itu karena peningkatan usaha agen perjalanan daring (OTA), segmen retail penjualan produk dan layanan penjual pihak ketiga (3P) serta peningkatan kinerja toko-toko elektronik konsumen pada segmen toko fisik.
“Berkaca pada 2023, agenda strategis kami bersifat komprehensif, menyasar pada perluasan ragam produk, peningkatan layanan bernilai tambah, kemajuan teknologi, dan penguatan sinergi ekosistem,” kata Kusumo melalui keterangan resminya pada Minggu (31/3) kemarin.
Dari sisi laba bruto sebelum diskon (GPBD), kata Kusumo, Blibli membukukan GPBD pada seluruh segmen usaha sebesar Rp 3,6 triliun sepanjang 2023. Hal itu ditopang optimalisasi bauran kategori produk diskon, dan promosi pada segmen retail yang dijalankan perseroan (1P), dan penjualan produk elektronik pada segmen institusi.
Kemudian, kata Kusumo, Blibli membukukan laba bruto sebesar Rp 2,4 triliun atau naik 97% dibandingkan dengan 2022 hanya mencapai Rp 1,2 triliun. Lalu, Blibli mengalami rugi usaha sebesar Rp 3,5 triliun atau turun 28% dibanding 2022 yang mencapai Rp 5,07 triliun.
Dari sisi pendapatan neto, lanjut Kusumo, Blibli mencatatkan penurunan sebesar 4% menjadi Rp 14,7 triliun pada 2023 yang sebelumnya dari Rp 15,2 triliun pada 2022. Penurunan tersebut karena strategi perseroan untuk mengoptimalkan bauran TPV sepanjang tahun dengan lebih fokus pada pemilihan produk yang lebih menguntungkan untuk seluruh kategori segmen.
Dari sisi marjin bruto, kata Kusumo, Blibli mencatat pertumbuhan 830 basis poin secara tahunan (yoy). Juga membukukan penurunan beban operasional konsolidasi terhadap TPV menjadi 8,3% pada 2023 dari 10,2% pada 2022.
Hal itu, kata Kusumo, menghasilkan peningkatan kinerja pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) konsolidasi terhadap TPV sebesar 310 basis poin menjadi -4,6% pada 2023 dari -7,8% pada 2022.
“Tahun 2023 juga merupakan tahun di mana efisiensi menjadi kunci utama dalam operasional kami. Kami memanfaatkan data untuk mengoptimalkan pembelanjaan iklan, memanfaatkan otomatisasi, dan teknologi untuk menyederhanakan proses operasional, dan melakukan inovasi pemanfaatan media untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemasaran kami,” ujarnya.