BNI Bidik Pertumbuhan Kredit 8-10% pada 2025

Ilustrasi Gedung BNI
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI membidik pertumbuhan kredit sebesar 8% hingga 10% pada 2025 ini, setelah pada 2024 lalu realisasi pertumbuhan kredit mencapai 11,6% dibanding 2023 (year on year/yoy).
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan, pertumbuhan kredit pada 2025 ini ditopang oleh segmen korporasi dan konsumer yang diperkirakan akan tumbuh masing-masing sekitar 10-12%.
Menjawab pertanyaan wartawan dalam konferensi pers kinerja BNI 2024 pada Rabu (22/1) petang, Novita mengatakan, ada beberapa sektor yang memiliki prospek pertumbuhan yang positif pada segmen korporasi, seperti sektor komunikasi, infrastruktur dan perindustrian sejalan dengan program pemerintah untuk pemerataan pembangunan dan hilirisasi industri.
Di segmen konsumer, BNI memiliki produk Fleksi yaitu fasilitas Kredit Tanpa Agunan (KTA) untuk pegawai aktif yang mempunyai penghasilan tetap.
Selain itu, di segmen konsumer BNI juga mengandalkan Kredit Pemilikan Rumah [KPR] seperti BNI Griya Multiguna.
Novita mengatakan, di segmen konsumer BNI juga memiliki andalan sumber pertumbuhan baru yaitu joint financing dengan BNI Finance.
“Jadi, peluang untuk tumbuh di segmen konsumer dengan tiga produk unggulan ini masih cukup tinggi. Memang ada kenaikan PPN, khususnya yang barang mewah. Tetapi, dengan strategi kami di diferensiasi produk-produk konsumer tersebut kami masih optimis bahwa kami bisa mencapai target yang diharapkan,” ujar Novita.
Kinerja Kredit 2024
Pada 2024, kinerja intermediasi BNI tumbuh positif dan seimbang, seiring dengan pemulihan ekonomi nasional. Kredit tumbuh 11,6% yoy menjadi Rp775,87 triliun dari Rp695,09 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan kredit ini didukung oleh segmen korporasi yang naik 17,6% dan konsumer yang meningkat 14,5%. Perusahaan Anak juga mencatatkan pertumbuhan kredit signifikan sebesar 79,7% yoy dengan profitabilitas tetap terjaga.
Ekspansi kredit yang prudent diikuti dengan penguatan kualitas aset, tercermin dari Non-Performing Loan (NPL) yang turun menjadi 2%, serta Loan at Risk (LaR) dan Credit Cost masing-masing turun menjadi 10,3% dan 1,1%.
“Meskipun kualitas aset kami kuat, BNI tetap berhati-hati dan bertumbuh secara konservatif di tengah ketidakpastian global,” ujar Novita.
Dengan adanya pertumbuhan kredit yang sehat dibarengi oleh efisiensi operasional, pendapatan sebelum pencadangan atau Pre-Provisioning Income (PPOP) mampu menunjukkan perbaikan. Secara kuartalan, PPOP periode tiga bulanan di Kuartal IV-2024 menyentuh angka tertinggi sebesar Rp9,5 triliun, sehingga total PPOP sepanjang 2024 mencapai Rp34,83 triliun.
BNI telah melakukan pembentukan CKPN secara memadai selama tahun 2024, tercermin dari Loan at Risk Coverage yang mencapai 48,8% serta NPL Coverage yang terjaga di level 255,8%. Fundamental yang solid ini menjadi landasan bagi BNI untuk dapat tumbuh secara prudent pada tahun 2025.
BNI juga mendapatkan tambahan likuiditas dari Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) Bank Indonesia sebesar 2,6% pada tahun 2024. “Insentif KLM tersebut memungkinkan kami untuk tetap mencatat pertumbuhan kredit yang sehat pada 2024 dengan rasio LDR di level 96%,” ungkap Novita.
Dengan pertumbuhan kredit yang sehat dan didukung DPK yang kuat terutama dari pertumbuhan tabungan ritel, BNI mampu menjaga rasio Net Interest Margin (NIM) tahun 2024 di level 4,2%. Selain itu, NII juga konsisten tumbuh secara kuartalan sehingga BNI berhasil mencatatkan total NII sebesar Rp40,48 triliun pada 2024.
Penguatan peran dari perusahaan anak juga semakin terlihat melalui Sinergi antar BNI Group yang merupakan salah satu strategi utama dalam mendukung kinerja yang berkelanjutan. BNI Finance mencatatkan pertumbuhan kredit 88% yoy, sedangkan hibank sebesar 76% yoy pada tahun 2024.
Inisiatif Digital Dorong Pertumbuhan Tabungan
Wakil Direktur Utama BNI Putrama Wahju Setyawan menjelaskan, transformasi digital memberikan dampak positif terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan, termasuk mendorong pertumbuhan tabungan.
Total DPK BNI hingga akhir Desember 2024 mencapai Rp805,5 triliun, dengan pertumbuhan nilai tabungan hampir dua kali lipat pada semester kedua setelah diluncurkan wondr by BNI.
“Fokus pada transformasi digital yang kami lakukan sepanjang 2024, memberikan kontribusi positif terhadap kinerja BNI secara keseluruhan. Kami percaya profitabilitas BNI akan berkelanjutan dengan berfokus pada pendanaan berbiaya murah,” ujar Putrama.
Sejak diluncurkan pada 5 Juli 2024, jumlah pengguna wondr by BNI mencapai 5,3 juta hingga akhir Desember 2024, dengan active rate lebih dari dua kali lipat dibandingkan aplikasi sebelumnya, yaitu BNI Mobile Banking.
Transaksi perbankan melalui wondr by BNI selama kurang dari enam bulan sejak diluncurkan mencapai Rp191 triliun dengan 195 juta transaksi. Peningkatan transaksi ini juga mendorong kenaikan non-interest income sebesar 11,9% YoY menjadi Rp24,04 triliun.
Selain itu, layanan perbankan segmen wholesale banking melalui BNIdirect turut menopang kinerja perseroan. Fitur terbaru single sign-on pada BNIdirect memungkinkan nasabah bisnis mengakses berbagai layanan perbankan melalui satu platform terintegrasi.
Hingga akhir 2024, nilai transaksi melalui BNIdirect meningkat 23,3% YoY menjadi Rp7.931 triliun, dengan jumlah transaksi naik 36,5% YoY mencapai 1,2 miliar transaksi. Sedangkan pengguna BNIdirect mencapai 173 ribu user atau naik 15% YoY. Sejalan dengan tujuan BNI untuk meningkatkan rekening giro transaksional menjadi 72% dari total rekening giro dibandingkan tahun 2023 yang hanya 66%.
Langkah BNI dalam meningkatkan CASA juga dilakukan melalui transformasi outlet jaringan kantor cabang di seluruh Indonesia. Hingga akhir 2024, sebanyak 247 outlet telah mengimplementasikan format baru untuk meningkatkan customer experience berbasis digital dan produktivitas outlet.
Laba Bersih Tumbuh 2,65%
Laba bersih BNI pada 2024 tumbuh 2,65% yoy, dari Rp20,9 triliun pada 2023 menjadi Rp21,5 triliun.
Pertumbuhan ini didorong oleh transformasi digital yang berhasil meningkatkan tabungan sebesar 11% secara tahunan dari Rp232 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp258 triliun pada tahun 2024.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, kemampuan BNI dalam menjaga pertumbuhan tabungan di tengah tantangan likuiditas mencerminkan daya saing perusahaan yang kuat dalam menghadapi tantangan ekonomi, baik domestik maupun global.
“Pencapaian yang kami raih pada 2024 menjadi momentum penting untuk menghadapi masa depan. Kami optimis bahwa dengan terus berinovasi dan fokus pada kebutuhan nasabah, BNI akan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan,” kata Royke.
Pencapaian kinerja BNI pada 2024 juga didukung oleh keberhasilan transformasi digital melalui peluncuran aplikasi mobile banking terbaru yaitu wondr by BNI untuk segmen retail dan BNIdirect untuk segmen bisnis dan korporasi. Kedua inovasi digital ini menjadi bagian dari inisiatif strategis Perseroan dalam mendorong peningkatan CASA transaksional terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK).