Kinerja Keuangan UOB Indonesia di Kuartal I/2024 Masih Lambat, Begini Penjelasannya

0
77
Reporter: Rommy Yudhistira

Kinerja keuangan PT UOB Indonesia untuk Kuartal I/2024 masih mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan kinerja di tahun sebelumnya. Untuk kinerja pada periode ini masih dipengaruhi dari  aksi korporasi UOB ketika mengakuisisi Citi Indonesia pada 2023.

“Kuartal ini pergerakannya sangat susah, sangat distorsi, tapi kalau kita lihat pastinya pertumbuhan dari organik sendiri masih sangat bagus sesuai dengan ekspektasi kita,” kata Head of Cards and Loan PT Bank UOB Indonesia Herman Soesatyo kepada wartawan di Brasserie Patty, Pacific Place, Jakarta, Jumat (17/5).

Berdasarkan data laporan keuangan, kata Herman, UOB Indonesia tercatat mengalami penurunan laba bersih yang belum diaudit Rp 161,8 miliar pada Maret 2024 dari sebelumnya Rp 326,9 miliar pada Maret 2023. Meski demikian, UOB mencatat adanya kenaikan dari sisi pendapatan bunga bersih sebesar 0,46% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 1,39 triliun pada 2024.

Kendati demikian, kata Herman, pihaknya menargetkan pertumbuhan double digit dari sisi kartu kredit. Pertumbuhan kartu kredit tersebut dinilai akan membawa dampak positif terhadap total transaksi yang dibukukan UOB Indonesia.

Baca Juga :   DANA: Tingkat Kesadaran Keuangan Masyarakat Naik, Ini Buktinya

“Sama sih, kurang lebih 15% sesuatu yang kita lihat secara umum ekspektasinya sesuai dengan rencana kita yang sampaikan ke regulator juga. Jadi seperti yang saya sebutkan itu,” ujar Herman.

Lebih jauh Herman mengatakan, pihaknya optimistis terhadap langkah integrasi yang dilakukan UOB akan membawa dampak positif terhadap perusahaan. Dengan bergabungnya Citi Indonesia diproyeksikan turut mendorong kinerja positif untuk UOB Indonesia.

“Jadi kita ini memang UOB habis integrasi. Semakin besar lagi portfolio kita. Jadi UOB expect tumbuh lebih besar lagi,” katanya.

 

Leave a reply

Iconomics