Meski Tumbuh di Masa Pandemi, Kontribusi Perumahan terhadap PDB Masih Kecil
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN menilai sektor perumahan menjadi salah satu sektor yang memiliki daya tahan yang kuat di masa pandemi Covid-19. Dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya, perumahan masih mengalami pertumbuhan positif selama pandemi berlangsung.
Direktur Enterprise Risk Management, Big Data & Analityc BTN Setyo Wibowo mengatakan, dari sisi perbankan, pertumbuhan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Jawa Tengah menjadi bukti sektor perumahan memiliki daya tahan yang kuat di masa pandemi. Padahal dari sisi pertumbuhan kredit selama pandemi justru mengalami kontraksi dan tumbuh negatif.
“Ini terjadi karena sektor perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Sekarang itu kan kebutuhan dasar ada 4 yaitu sandang, pangan, papan dan pulsa alias paket data. Dari sisi penyaluran kredit masih positif di sektor perumahan,” kata Setyo dalam sebuah diskusi virtual beberapa waktu lalu.
Karena itu, kata Setyo, sektor perumahan merupakan salah satu sektor strategis buat perekonomian Indonesia. Akan tetapi, perkembangan sektor perumahan atau KPR di Indonesia masih tertinggal jauh dibanding dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara.
Di Indonesia, kata Setyo, rasio kredit perumahan terhadap produk domestik bruto (PDB) masih sekitar 3%. Sementara untuk negara-negara seperti Malaysia dan Singapura sudah mencapai 30%. Berdasarkan fakta ini, maka ada potensi yang luar biasa yang perlu dikembangkan dan ditumbuhkan infrastruktur di sektor perumahan ini.
Selanjutnya, kata Setyo, soal ketersediaan atau yang belum memiliki perumahan itu mencapai 11,4 juta. Sementara dari sisi keterhunian itu mencapai 7,6 juta perumahan. Padahal perumahan salah satu sektor yang strategis dan dampaknya terhadap ekonomi pun cukup luas.
“Selain padat modal, sektor perumahan ini juga padat karya. Bahkan untuk 1 rumah dibutuhkan 5 orang tenaga kerja. Kami (BTN) membiayai pembangunan rumah itu sekitar 300 ribu per tahun artinya kita berkontribusi menciptakan sekitar 1,5 juta tenaga kerja,” kata Setyo.
Untuk saat ini, kata Setyo, 90% material pembangunan perumahan saat ini berasal dari dalam negeri. Ini bagus untuk mendukung perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Kemudian, sektor perumahan ini juga memiliki efek berantai yang tentunya mendorong sektor lain seperti retail, pusat perbelanjaan, perumahan dan lain sebagainya.
“Dalam RPJMN 2020-2024, pemerintah menyampaikan bahwa kontribusi sektor perumahan ini akan dinaikkan 2,9% menjadi 4% terhadap PDB. Potensi pertumbuhan PDB pun akan meningkat dari 0,6% hingga 1,4% sekaligus berkontribusi penambahan 4,23 juta tenaga kerja,” kata Setyo.