
Pertamina: Proyeksi Permintaan Minyak 2023 Lebih Tinggi Dibanding 2019

Tangkapan layar, SVP Strategy and Investment PT Pertamina (Persero) Daniel S. Purba
Permintaan minyak dunia sudah melampau sebelum Covid-19. SVP Strategy and Investment PT Pertamina (Persero) Daniel S. Purba mengatakan bahwa proyeksi permintaan minyak dunia di tahun 2023 ini sebetulnya sudah lebih tinggi dari permintaan minyak di tahun 2019, sebelum Covid-19.
“Secara global tahun 2020, 2021 dan 2022 ini masih lebih rendah dari tahun 2019 namun 2023 ini sudah di atas tahun 2019. Jadi sudah kurang lebih secara global permintaan minyak dunia itu di sekitar 102 juta barel per hari,” kata Daniel dalam Energy and Mining Outlook 2023.
Sejalan dengan pertumbuhan nasional, Daniel menyebut permintaan bahan bakar minyak (BBM) maupun elpiji ini pun terus meningkat. Dengan tingginya permintaan tersebut, PT Pertamina harus dapat mengimbangi dengan keandalan supply dari dalam negeri untuk menyuplai BBM dan elipiji.
Produksi BBM yang berkualitas menjadi salah satu fokus Pertamina. PT Pertamina melakukan dua upaya untuk mencetak produksi BBM yang berkualitas. Pertama, melakukan seleksi minyak mentah untuk bahan bakunya. Kedua, meningkatkan performance dari kilang itu sendiri.
“Ini sejalan juga dengan investasi-investasi yang kita lakukan di kilang minyak untuk memastikan agar kita bisa menjamin suplai dari dalam negeri,” kata Daniel.
Daniel tak menampik bahwa saat ini Indonesia masih cukup besar mengimpor gasoline dan elpiji. Namun, dengan upaya-upaya yang telah disampaikan, setidaknya dapat menyiapkan dan memantapkan kemandirian dan ketahanan energi nasional.
Menurutnya, dari segi pasokan minyak mentahnya pun masih terus mengalami penurunan tapi PT Pertamina di sisi upstream-nya pada produksi migas di tahun 2023 ini mengalami peningkatan kurang lebih 5%.
“Di sisi upstream-nya pun ini produksi migas kami gitu ya di tahun 2023 ini meningkat kurang lebih 5%, di atas satu juta barel oil ekuivalen untuk minyak dan gas,” tambahnya.
Peningkatan diperoleh PT Pertamina dari pengoptimalan existing operation dengan aset-aset organik dengan memaksimalkan produksinya dan dibantu dengan teknologi digitalisasi di upstream maupun di refinery serta mengakuisisi aset upstream.
“Jadi kita melakukan juga akuisisi akuisisi aset upstream ini adalah kita untuk tetap menjaga reserve to production jadi kehandalan produksi minyak mentah ini juga terus kita lakukan,” jelasnya.
Leave a reply
