Praktisi PR Perempuan Harus Unggul untuk Bangun, Jaga dan Lindungi Reputasi Perusahaan
Perempuan saat ini sudah cukup banyak menduduki posisi strategis di sebuah organisasi atau perusahaan. Termasuk juga di bidang public relation (PR) atau hubungan masyarakat (humas), kaum perempuan kini memiliki peran penting.
Menurut Head of Communication Unilever Indonesia Kristy Nelwan, perempuan dinilai memiliki keunggulan yang tidak dimiliki praktisi PR dari kaum laki-laki. Dari sisi keluwesan, misalnya, perempuan lebih unggul jika dibandingkan dengan laki-laki.
“PR itu memang membutuhkan keluwesan dan kebetulan keluwesan itu lebih dimiliki perempuan dibanding laki-laki,” kata Kristy saat menjadi pembicara dalam seminar The Iconomics, Jakarta, Jumat (29/7).
Kristy mengatakan, perempuan juga memiliki keunggulan dalam hal mengedepankan diversity dan inclusion di mana itu akan menjadi nilai tambah untuk mendapatkan kepercayaan atas kemampuannya. Karena itu, seorang praktisi PR perempuan, harus dapat membangun, menjaga, melindungi reputasi perusahaan, dan melindungi kepercayaan perusahaan itu.
“Jadi kalau memang kemampuan yang dimiliki itu mumpuni sesuai yang dibutuhkan perusahaan dalam perusahaan. Jadi ada keunikan-keunikan tersendiri yang bisa dimiliki oleh tim komunikasi. Kalau memang mampu akan bisa ada di situ,” kata Kristy.
Seperti Kristy, Executive Director Head of Strategic Marketing and Communication PT Bank DBS Indonesia Mona Monika menambahkan, praktisi PR perempuan harus memiliki keunggulan dalam hal melindungi, memastikan, dan menjaga reputasi perusahaan dengan baik. Juga dituntut untuk dapat memposisikan reputasi, visi dan misi dari perusahaan.
Seorang praktisi PR perempuan, kata Mona, juga harus bisa bekerja sama dengan departemen lain, untuk mewujudkan target dan keinginan yang sudah ditetapkan perusahaan. “Menurut saya suatu perusahaan pada saat mereka merekrut seorang corporate communication, mereka tidak hanya melihat keluwesan, tapi mereka melihat apakah kamu dapat menyampaikan brand perusahaan ke posisi yang diinginkan,” ujar Mona.
Sementara itu, Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT Angkasa Pura I (Persero) Devy Suradji bercerita, sebagai seorang praktisi PR perempuan, pihaknya bertanggung jawab membangun reputasi dan kepercayaan perusahaan. Itu sebabnya, ada beberapa langkah-langkah strategis yang dilaksanakan untuk menaikkan reputasi Angkasa Pura I agar mendapatkan kepercayaan dari publik yang berdampak positif bagi perusahaan.
“Begitu saya masuk, saya minta izin ke Pak Dirut (Angkasa Pura I). Kita harus menjadi yang nomor satu, kita Angkasa Pura I, jadi kita harus menjadi yang nomor satu. Jadi caranya dalam 6 bulan Angkasa Pura I menerapkan komunikasi melalui mekanisme satu pintu,” ujar Devy.
Upaya dan strategi komunikasi yang diterapkannya itu, kata Devy, ternyata membuahkan hasil positif di mana pada 2018 Angkasa Pura I berhasil memecahkan rekor pendapatan laba yang selama kurun waktu 53 tahun tidak pernah tercapai. “Hal tersebut membuahkan hasil pada 2018 Angkasa Pura menghasilkan yang cukup fantastis. Kita tidak pernah menghasilkan laba sampai Rp 1 triliun, tapi waktu itu kita sampai di atas Rp 2 triliun,” kata Devy.