Wadirut PLN Bercerita Visi Misi Jokowi yang Mau Gantikan BBM untuk Hasilkan Listrik
Wakil Direktur Utama PT PLN (Persero) Tbk Darmawan Prasodjo mengungkap Presiden Joko Widodo telah menginginkan pengurangan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) untuk menghasilkan listrik. Karena itu, dicari opsi lain untuk menggantikan BBM agar bisa menghasilkan listrik.
“Saya teringat betul itu duduknya di belakang terus pesawatnya itu swasta penerbangan ekonomi duduk di paling belakang. Kemudian saya ditugaskan duduk di samping beliau,” kata Darmawan dalam sebuah diskusi virtual, Jumat (5/11) kemarin.
Dalam kesempatan itu, kata Darmawan, terjadi diskusi antara dirinya dan Jokowi soal kondisi energi listrik di Indonesia. Dalam diskusi itu, Darmawan menyampaikan kondisi listrik di Indonesia tergolong yang termahal di dunia karena untuk menghasilkan listrik Indonesia masih mengandalkan BBM.
“Saya bilang begitu. Karena banyak memakai BBM jadi mahal. Saya bilang Rp 3.000 pak per KWh. Terus beliau tanya, apakah ada opsi lebih baik? Kita punya gas, kita punya energi baru terbarukan (EBT), kita juga punya batu bara,” cerita Darmawan.
Mendengar pemaparan itu, kata Darmawan, Jokowi lantas menyampaikan visi dan misinya. Ketika nanti terpilih sebagai presiden, Jokowi ingin mengurangi penggunaan BBM sebagai bahan energi listrik, dan menggantikannya dengan energi lain yang jauh lebih menghemat biaya.
“Beliau berbicara, kalau pakai gas itu harganya berapa, domestiknya itu berapa? Kemudian saya paparkan, kemudian juga beliau menanyakan mengenai EBT, potensinya berapa, harganya berapa, dan bagaimana cara membangunnya, termasuk batu bara dan lain-lain,” kata Darmawan.
Selama menjabat sebagai deputi di Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Darmawan mengenal Jokowi sebagai sosok seseorang yang kerap kali melontarkan ide-ide yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Karena itu, Jokowi sebagai kepala negara memang memiliki visi dan misi untuk membangun Indonesia ke arah yang lebih baik dengan memanfaatkan potensi energi-energi yang menjadi keunggulan Tanah Air.
“Di situlah saya perkenalan untuk pertama kali dan saya selama 5 tahun bertugas sebagai deputi di KSP yang mem-briefing beliau baik itu mengenai energi, mengenai ekonomi dan lain-lain,” katanya.