Jaga Momentum Pemulihan Ekonomi, Himbara Genjot Penyaluran Kredit

0
117

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 7,07% secara year on year pada triwulan kedua 2021 menunjukkan adanya pemulihan ekonomi. Perbankan, khususnya bank-bank milik negara atau Himbara, diharapkan untuk menggenjot penyaluran kredit untuk menjaga momentum pemulihan ini.

Wakil Mengteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan seiring dengan pemulihan ekonomi, pertumbuhan kredit perbankan juga telah memasuki fase positif khususnya di Himbara mulai dari segmen mikro hingga korporasi.

“Kita meyakini bahwa dengan PPKM yang berjalan saat ini telah menunjukkan pemulihan dimana angka penularan menurun dan diharapkan akan terus menurun, kita akan terus mendorong agar seluruh komponen Himbara bisa secara aktif mendekati para pelaku sektor usaha dari berbagai segmen mulai dari mikro, menengah sampai dengan korporasi untuk memulai lagi perencanaan untuk pertumbuhan bisnisnya ke depan. Kita melihat bahwa demand kredit ini menunjukkan bahwa para pelaku sektor riil terlepas dari pembatasan yang sekarang ada, mulai merencanakan untuk peningkatan produktifitasnya di masa yang akan datang dan juga telah mulai lebih baik dalam mengelola restrukturisasi dan juga pembayaran-pembayarannya,” ujar Kartika saat konferensi pers, Kamis (5/8).

Pada kesempatan yang sama Ketua Himbara sekaligus Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Sunarso, mengatakan perbaikan kondisi ekonomi pada triwulan kedua 2021 ditopang pertumbuhan kredit perbankan yang menunjukkan tren perbaikan. Bahkan untuk pertama kali pertumbuhan kredit industri perbankan positif 0,6% secara year on year pada Juni 2021 yang sebelumnya selalu negatif selama 8 bulan berturut-turut sejak Oktober 2020.

Baca Juga :   Potensi Ekonomi Hijau yang Dapat Berkontribusi untuk Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

“Sebagai contoh untuk pertumbuhan kredit di BRI, terutama yang memang fokusnya kepada mikro, kredit mikro mampu tumbuh 17% yoy,” ujar Sunarso.

Himbara, tambah Sunarso, selama ini telah menjadi mitra utama pemerintah dalam mengimplementasikan program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Hingga Mei 2021 total penyaluran stimulus untuk PEN – di luar restrukturisasi – melalui bank-bank Himbara itu mencapai Rp370,55 triliun kepada 51,77 juta penerima. Sedangkan realisasi restrukturisasi kredit Himbara terhadap nasabah-nasabah yang terdampak Covid-19, meliputi 3,43 juta nasabah dengan total outstanding kredit yang direstrukturisasi mencapai Rp411,14 triliun.

“Pertumbuhan ekonomi ini telah menunjukkan pemulihan yang nyata baik dari sisi permintaan maupun produksi dan akan menjadi titik balik pemulihan serta percepatan ekonomi ke depan. Momentum pemulihan ekonomi ini harus dijaga dengan meningkatkan sinergitas antara pemerintah, regulator, Himbara dan stakeholder lainnya,” ujar Sunarso.

Sunarso menyampaikan, menurut Himbara, beberapa faktor yang mendorong percepatan pemulihan ekonomi antara lain adalah: pertama, akselerasi program vaksinasi yang masif. Kedua, dukungan kebijakan fiskal dan moneter yang tepat sehingga menopang pertumbuhan seperti penyaluran berbagai stimulus dan bansos. Ketiga, pemulihan ekonomi global mendorong sektor eksternal yaitu ekspor yang lebih baik tahun ini. Keempat, iklim investasi yang berpeluang lebih baik pada tahun ini sehingga dapat menyerap tenaga kerja. Kelima, pertumbuhan kredit perbankan nasional yang mulai positif dan pencapaian itu lebih baik dibandingkan tahun lalu yang tercatat negatif. Pertumbuhan kredit diperkirakan akan tercatat positif hingga akhir 2021. Keenam, konsumsi masyarakat kembali rebound setelah pembukaan kembali ekonomi. Berdasarkan tracking pola belanja yang dilakukan oleh tim riset Himbara, terlihat bahwa masyarakat Indonesia semakin cepat melakukan penyesuaian belanja pasca dilakukannya pembatasan mobilitas.

Baca Juga :   Ekonomi Kuartal II Tumbuh Positif, Ketua Himbara Apresiasi Sinergi Kebijakan Pemerintah di Masa Pandemi

Target Kredit

Sunarso mengatakan secara keseluruhan (full year), BRI menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 6% hingga 7% pada tahun 2021 ini. “Karena memang 80% kami di UMKM, maka sudah barang tentu kredit untuk UMKM pasti tumbuh di atas itu. Kami menargetkan pertumbuhan kredit UMKM di atas 10% dan sekarang mikro kita untuk semester pertama ini tumbuh 17%,” ujarnya.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang sebagian besar penyaluran kreditnya untuk segmen wholesale baik korporasi maupun komersial, menargetkan pertumbuhan kredit yang juga relatif sama dengan BRI pada tahun ini.

“Sejak awal kami memang memiliki rencana atau target pertumbuhan sampai dengan akhir tahun sekitar middle single digit,” ujar Darmawan Junaidi, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Pada semester pertama 2021, segmen kredit wholesale Bank Mandiri tumbuh sebesar 7,13%. Darmawan mengatakan pada semester kedua nanti diperkirakan pertumbuhannya akan lebih tinggi lagi. Pertumbuhan tersebut terutama ditopang oleh sektor telekomunikasi dan infrastruktur konektifitas serta dari korporasi yang berorientasi ekpsor terutama komoditas.

Baca Juga :   Rencana Bisnis Bank, Pertumbuhan Kredit Tahun Ini Diperkirakan 7,13%

Royke Tumilaar, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mengatakan tahun ini, BNI menargetkan penyaluran kredit tumbuh 6% hingga 7%, terutama ditopang oleh pertumbuhan ekspor seiring dengan pemulihan ekonomi global dan kenaikan harga komoditas. “Secara over all mungkin akan tumbuh di kisaran 20-30% untuk kredit yang berbasis ekspor,” ujarnya.

Haru Koesmahargyo, Direktur Utama Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mengatakan tahun 2021 ini BTN menargetkan pertumbuhan kredit 7%. Sebanyak 90% kredit BTN adalah untuk sektor perumahan, dimana paling dominan adalah KPR subsidi. “Kalau target penyaluran kredit 7%, maka KPR terutama yang subsidi itu tumbuh lebih tinggi dari itu,” ujar Haru.

Leave a reply

Iconomics