Kemendag Bidik Sektor Produk Halal, Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan, Ini Alasannya

0
109
Reporter: Rommy Yudhistira

Kementerian Perdagangan (Kemendag) membidik potensi sektor produk halal, produk ramah lingkungan, dan produk berkelanjutan. Besarnya minat yang timbul dari produk-produk tersebut menjadi dasar bagi Kemendag untuk meningkatkan ekspor barang dan jasa yang memiliki nilai tambah tinggi.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag Didi Sumedi mengatakan, produk halal, produk ramah lingkungan,dan produk berkelanjutan mulai menjadi primadona di tingkat masyarakat dunia. Di sisi lain, perdagangan global dinilai telah mengalami transformasi yang luar biasa dalam beberapa dekade terakhir.

“Pergeseran peran negara-negara maju dan produk berkelanjutan mulai diminati masyarakat global. Perdagangan global pun telah mengalami transformasi yang luar biasa dalam beberapa dekade terakhir,” kata Didi saat membuka acara Gambir Trade Talk #12 di Hotel Aryaduta, Bandung, Jawa Barat beberapa waktu lalu.

Karena itu, kata Didi, Kemendag berupaya untuk meningkatkan produktivitas perekonomian dan mendukung peningkatan kinerja ekspor tahun 2024, melalui kebijakan penguatan daya saing ekspor dalam mendukung ekonomi berkelanjutan. Kemendag akan meningkatkan ekspor produk bernilai tambah dan berkelanjutan melalui produk perdagangan, penguatan informasi ekspor, mendorong kebijakan hilirisasi ekspor, pemberian fasilitas, dan kebijakan perdagangan hijau.

Baca Juga :   Industri Manufaktur Sektor Potensial Dorong Pertumbuhan Ekonomi

“Dalam menangkap peluang dan menghadapi tantangan ke depan, tentu memerlukan kerja sama dan kolaborasi seluruh pihak, termasuk peran dari para akademisi dan pelaku usaha,” ujar Didi.

Didi menambahkan, mengacu pada hasil rapat kerja Kemendag, ekspor non-migas pada 2024 ditargetkan naik 3,3-4,5% secara tahunan (yoy). Sementara neraca perdagangan surplus US$ 22,5 miliar. Namun, dengan memperhatikan tantangan perekonomian global saat ini dan perkiraan pertumbuhan ekonomi dan perdagangan 2024, pertumbuhan ekspor dan surplus neraca perdagangan Indonesia di tahun tersebut diperkirakan dapat tumbuh lebih rendah dibandingkan target yang telah ditetapkan.

Apabila melihat pada proyeksi Tradingeconomics.com, kata Didi, ekspor Indonesia pada Triwulan IV/2023 diperkirakan akan mengalami peningkatan. Dari sisi impor, total impor Indonesia pada 2023 juga diperkirakan mengalami penurunan sebesar 7,7%.

Meski dihadapkan dengan kondisi ketidakpastian global, menurut Didi, pertumbuhan ekonomi nasional masih berada di posisi yang baik pada Kuartal III/2023. Sektor perdagangan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan tersebut yang ditopang industri otomotif.

“Alhamdulillah, di tengah berbagai dinamika global, ekonomi Indonesia tetap tumbuh sebesar 4,94% yoy pada Triwulan III/2023,” katanya.

Baca Juga :   Astra Agro Tangkis Tuduhan Walhi dengan Temuan EcoNusantara

 

Leave a reply

Iconomics