Kementerian Investasi/BKPM: Pertumbuhan 8% Membutuhkan Realisasi Investasi Rp 13.528 T

Direktur Perencanaan Sumber Daya Alam Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Ratih Purbasari Kania/Iconomics
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%, maka membutuhkan realisasi investasi setidaknya senilai Rp 13.528 triliun. Realisasi investasi itu harus tercapai dalam kurun waktu 5 tahun.
Direktur Perencanaan Sumber Daya Alam Ratih Purbasari Kania Kementerian Investasi/BKPM mengatakan, capaian nilai investasi itu diharapkan menyerap tenaga kerja sebesar 3,4 juta. Karena itu, Kementerian Investasi akan terus berupaya meningkatkan aliran investasi yang masuk, baik berupa penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Kemudian, kata Ratih, secara konsisten investasi berperan penting bagi produk domestik bruto (PDB) nasional. Untuk itu, dibutuhkan peran sektor swasta dalam menguatkan nilai penanaman modal yang masuk ke Indonesia.
“Kementerian Investasi melakukan beberapa langkah konkret, lebih kondusif sehingga dapat meningkatkan minat investasi terutama melalui 4 pilar. Pertama kebijakan investasi, kebijakan industri, kebijakan finansial, dan sistem perizinan berusaha berbasis risiko,” kata Ratih saat menjadi pembicara dalam acara The Iconomics “New Government, New Hope” yang diselenggarakan di Royal Kuningan Hotel, Jakarta, Kamis (21/11).
Selanjutnya, kata Ratih, terdapat beberapa sektor yang menjadi prioritas dalam mendorong realisasi investasi. Beberapa sektor itu meliputi investasi di sektor energi baru terbarukan, dan investasi hilirisasi sumber daya alam yang dapat mendukung transisi energi menuju pembangunan rendah karbon.
“Terkait hilirisasi investasi strategis dan juga investasi energi baru terbarukan (EBT), untuk sektor investasi hijau, mineral, dan batu bara, serta migas, ini menjadi prioritas untuk sektor hilirisasi yang akan menciptakan nilai tambah dan juga diperkirakan akan menarik investasi hingga sekitar US$ 618 miliar serta bisa menyerap lebih dari 3 juta tenaga kerja hingga 2040,” kata Ratih.
Dampak pelaksanaan realisasi investasi di sektor prioritas, kata Ratih, diharapkan mampu menghasilkan produk domestik bruto (PDB) sebesar US$ 235,9 miliar pada 2040. Lalu, investasi hilirisasi sumber daya alam Indonesia juga menawarkan peluang yang besar, terutama untuk investasi sektor EBT.
Masih kata Ratih, pihaknya optimistis karena dukungan penuh dari para stakeholders akan menjadi amunisi bagi kebangkitan Indonesia menuju negara yang maju. “Langkah-langkah yang dilakukan Kementerian Investasi saat ini diharapkan dapat mendorong peningkatan realisasi investasi hingga ke depan Indonesia dapat meningkatkan pertumbuhan ekonom, terutama sustainable ekonomi dan mencapai visi Indonesia emas 2045,” katanya.
Leave a reply
