KSSK: Pemulihan Ekonomi Nasional Sejalan dengan Penurunan Kasus Covid-19
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) berkomitmen menjaga stabilitas sistem keuangan dan bersama mengawal momentum pemulihan ekonomi nasional pada 2021. Meski dibayangi lonjakan kasus Covid-19, penguatan dan pemulihan ekonomi global terus berlanjut pada awal 2021.
Koordinator KSSK sekaligus Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemulihan itu tampak dari menguatnya Purchasing Managers’ Index (PMI) dan meningkatnya pertumbuhan volume perdagangan global serta harga komoditas. Pelaksanaan vaksinasi global khususnya di sejumlah negara maju juga mendorong optimisme pemulihan ekonomi secara lebih cepat.
“Prediksi pertumbuhan dari Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan global dari 5,5% menjadi 6,0% pada 2021,” kata Sri Mulyani dalam keterangan resminya secara virtual, Senin (3/5).
Seperti yang sudah disebutkan, kata Sri Mulyani, optimisme pemulihan ekonomi global ini terus dibayangi dengan melonjaknya kasus Covid-19 secara global terutama negara-negara yang diberitakan secara masif belakangan ini. Sejatinya proyeksi pertumbuhan ekonomi global meningkat secara cukup baik.
Sementara itu, kata Sri Mulyani, arah pemulihan ekonomi domestik terlihat sejalan dengan menurunnya kasus Covid-19 di Indonesia. Ini didukung oleh perkembangan program vaksinasi secara nasional per Maret 2021 dan sejumlah indikator dini dari ekonomi menunjukkan arah perbaikan.
Data PMI terbaru, kata Sri Mulyani, berada pada zona ekspansi yaitu di posisi 54,6 dari sebelumnya 53,2 per Maret 2021. Data PMI yang berada di zona ekspansif tersebut melanjutkan tren penguatan dan di saat yang sama kinerja ekspor juga terus membaik.
“Sementara cadangan devisa mencapai US$ 137,1 miliar atau setara dengan 10,1 bulan impor. Progres vaksinasi berjalan cukup baik dengan jumlah dosis vaksin yang diberikan telah mencapai 20 juta dosis per 30 April 2021. Momentum penguatan kinerja ekonomi domestik terutama ditopang oleh berlanjutnya kebijakan fiskal yang ekspansif dan countercyclical pada APBN 2021 di mana desifit direncanakan pada level 5,7% dari PDB,” kata Sri Mulyani.
Selanjutnya, kata Sri Mulyani, program pemulihan ekonomi nasional pada 2021 meningkat lebih dari 20% dibandingkan tahun yang lalu yaitu mencapai Rp 699,43 triliun. Fokusnya tetap pada penanganan pandemi Covid-19, mendukung masyarakat melalui bantuan sosial dan dukungan terhadap UMKM dan dunia usaha.