Mitra Investindo Tbk (MITI) Tetap Melaju Kencang di Tengah Perlambatan Ekonomi Global

0
185

Emiten perkapalan, PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan kinerja keuangan yang solid sepanjang Januari-September 2023. Baik pendapatan maupun laba melaju kencang di tengah kondisi ekonomi yang menantang akibat perlambatan ekonomi global.

MITI memiliki usaha di bidang pelayaran melalui  anak usahanya yaitu PT Pelayaran Karana Line (PKL) dan PT Wasesa Line (WL) dan bisnis bongkar muat (stevedoring) melalui PT Karya Abdi Luhur (KAL) yang bergerak di bidang bongkar muat (stevedoring).

Mengutip laporan keuangan Kuartal III 2023, MITI membukukan pendapatan sebesar Rp244,9 miliar, melesat 236,7% dari Rp72,74 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Direktur Operasional MITI, Bambang Ediyanto mengatakan kenaikan pendapatan ini terutama ditopang oleh sektor bongkar muat (stevedoring) sebesar Rp163,98 miliar atau nyaris 66% dari seluruh pendapatan Perseroan.

“Pencapaian segmen bongkar muat (stevedoring) tidak terlepas dari sinergi PT KAL selaku perusahaan bongkar muat dan PT PKL selaku agency dari perusahaan asing yang membawa kargo ke Indonesia,” ujar Bambang dalam keterangan pers, Jumat (3/11).

Baca Juga :   Industri Pelayaran Tambah Tertekan, INSA Bersuara

Seiring dengan kenaikan pendapatan, MITI juga  mampu mencatatkan peningkatan laba bruto sebesar 249% menjadi Rp93,29 miliar dari tahun 2022 sebesar Rp26,75 miliar. Sedangkan laba sebelum pajak penghasilan Perseroan meningkat 448% menjadi sebesar Rp 56,21 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp10,26 miliar.

Alhasil, perusahaan yang dipimpin oleh Andreas Tjahjadi tersebut mampu mencetak laba pada kuartal III 2023 sebesar Rp46,23 miliar atau meningkat tajam 438% dari posisi tahun 2022 sebesar Rp8,59 miliar.

Sedangkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp36,54 miliar, sementara pada periode yang sama tahun 2022 jumlahnya sebesar Rp8,59 miliar atau melesat 325%.

Laba per saham dasar pada kuartal III 2023 Rp10,32 meningkat dari periode sebelumnya Rp3,52.

Merambah ke Energi Terbarukan

Menilik sejarahnya, PT Maharani Intifinance Tbk atau MITI terus melakukan transformasi bisnis. Mulanya Perusahaan yang berdiri 16 September 1993 ini memulai usahanya di bidang jasa pembiayaan (multifinance) pada tahun 1994.

Pada Juli 1997, saat masih bernama PT Maharani Intifinance Tbk, Perseroan menjadi perusahaan publik dengan mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Baca Juga :   Pelindo IV dan SeaLand Kerjasama Pelayaran Langsung ke Asia

Dalam perjalanan usaha, Perseroan melakukan beberapa kali transformasi bisnis antara lain jasa penasehat keuangan pada tahun 2000, menekuni bidang pertambangan granit selama tahun 2006-2018 dan sektor industri migas pada tahun 2014-2020. Pada awal tahun 2021, kegiatan usaha utama Perseroan beralih ke bidang usaha pelayaran domestik melalui akuisisi 99,81% saham PT Wasesa Line (WL).

Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan berkelanjutan, pada  7 Juli 2023, Perseroan dan Sany South East Asia Ltd (SANY) dan Emas Fortuna Ltd (EFL) menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum Of Understanding/MoU) untuk bersama-sama menjajaki peluang bisnis Energi Baru Terbarukan Tenaga Surya yang ramah lingkungan. Melalui Nota Kesepahaman ini, MITI, SANY dan Emas Fortuna Ltd, akan menggali potensi Bisnis Energi Baru Terbarukan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau Solar Farm.

Kemudian pada 9 Oktober 2023 MITI dan PT Prima Aset Lestari (PAL) bersama dengan Interra Resources Limited (IRL)  menandatangani Perjanjian Pemegang Saham untuk mendirikan perusahaan patungan yang bergerak di bidang Energi Baru dan Terbarukan (EBT) Biomassa.

Baca Juga :   Industri Pelayaran Tambah Tertekan, INSA Bersuara

Perseroan dan PAL bersama-sama akan memiliki 60% saham Perusahaan Patungan, dan IRL akan mengambil bagian 40% saham. Perseroan nantinya akan memegang mayoritas saham pada Perusahaan Patungan, setelah terpenuhinya persyaratan dan persetujuan lainnya yang diperlukan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, ketentuan pasar modal dan peraturan perundangan dan hukum yang berlaku.

Perusahaan Patungan ini berencana membangun dan mengoperasikan Pabrik Wood Pellet di Sumatera dengan target pembangunan dimulai pada awal tahun 2024 dan diharapkan mulai beroperasi pada Semester I – 2025, dengan perkiraan total nilai investasi sekitar US$ 4.800.000.

Leave a reply

Iconomics