Situasi Tahun 2023, Antara Soft Landing dan Crash Landing, Bos OJK Minta Bank Jangan Jorjoran Tebar Dividen

0
826

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar menggambarkan perekonomian tahun 2023 berada dalam kondisi antara soft landing dan crash landing. Karena itu, ia meminta agar bank-bank yang membukukan laba bersih jumbo pada tahun ini untuk tetap menyisihkan sebagiannya untuk pencadangan, tidak dibagikan semuanya untuk dividen.

Mahendra menggambarkan kondisi soft landing adalah kondisi dimana terjadi pelemahan pertumbuhan ekonomi dengan tingkat inflasi yang cukup tinggi, walaupun tidak setinggi pada tahun 2022 ini.

Skenario terburuk yang bakal terjadi pada tahun 2023 adalah crash landing yaitu kondisi stagflasi bahkan reflasi. Pertumbuhan ekonomi rendah bahkan resesi tetapi inflasinya tinggi.

Dalam menghadapi situasi antara soft landing dan crash landing ini, OJK meminta pelaku industri jasa keuangan untuk waspada. Tahun ini, penyaluran kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) memang sudah tumbuh cukup tinggi, bahkan sejumlah bank menurut Mahendra membukukan rekor laba bersih.

“Kepada mereka yang tingkat keuntungnnya tinggi pada tahun ini, diingatkan, sebagian harus untuk memperkuat cadangan. Jangan terlalu euforia, lalu buru-buru bagi dividen, nanti kemudian pada saat diperlukan tambahan untuk dukungan pada kondisi lebih berat, itu tidak ada. Ini mesti dijaga,” ujar Mahendra saat menjadi pembicara dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2023 di di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan Jakarta, Rabu (21/12).

Baca Juga :   Simak Poin-poin Penting pada Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perusahaan Pembiayaan 2024-2028

Selain bijak dalam membagikan dividen, Mahendra juga meminta perbankan untuk memperhatikan industri tertentu yang terdampak pelemahan ekonomi global. Kredit-kredit pada sektor yang terdampak flukftuasi harga komoditas perlu dikawal.

OJK sendiri telah memperpanjang hingga tahun 2024 restrukturisasi kredit pada sektor-sektor tertentu yang terimbas pelemahan ekonomi global dan bersifat padat karya,seperti industri tekstil dan produk tekstil serta indutsri alas kaki.

Hal lain yang juga dilakukan oleh OJK adalah mendorong sektor jasa keuangan untuk mendukung sektor-sektor yang menjadi fokus dan prioritas pemerintah, seperti hiliriasi mineral, daya saing ekspor, UMKM, IKN, ekonomi hijau dan energi terbarukan.

“Jadi bukan saja aspek fiskal dan moneter, tetapi juga sektor keuangan yang menjadi darah dari perekonomian ini juga harus dialirkan ke arah dan fokus yang memang menjadi prioritas nasional,” ujarnya.

Leave a reply

Iconomics