
Chunyun, Mudik Imlek di Tiongkok

Ilustrasi jeruk/Dok. Iconomics
Tradisi mudik tidak hanya terjadi di Indonesia saat lebaran. Tradisi ini juga terjadi di Tiongkok untuk merayakan Imlek.
Arus mudik perayaan Imlek atau chunyun terjadi di seluruh Tiongkok. Arus mudik ini biasanya berlangsung selama 40 hari, dari 14 Januari dan berakhir pada 22 Februari.
Melansir CGTN, menurut salah satu agen perjalanan wisata daring terbesar di Tiongkok, Ctrip, sebagian besar pelaku arus mudik berangkat dari kota-kota lapis satu, seperti Guangzhou, Shanghai, Shenzhen, Beijing dan Hangzhou, sedangkan Harbin, Chongqing dan Chengdu menjadi destinasi wisata terpopuler.
Perayaan Imlek bukan hanya menjadi momen untuk bertemu kembali dengan keluarga. Imlek berkaitan dengan perayaan akar kultural yang menjadi unsur hari besar tersebut.
Ketika menempuh arus mudik demi menikmati santap malam bersama keluarga, para warga tak hanya menempuh perjalanan fisik, namun juga turut terlibat melestarikan dan merayakan kekayaan warisan kebudayaan Tiongkok.
Unsur utama dari Perayaan Imlek bagi warga Tiongkok adalah pertemuan kembali dengan keluarga. Meski demikian, momen pertemuan dengan keluarga hanyalah awal, dan banyak tradisi berikutnya yang akan dilakukan.
Berbelanja perlengkapan perayaan Imlek, menempelkan hiasan Imlek, membagikan angpau (hongbao), menyalakan petasan, menggantungkan lampion, serta bergadang pada malam Imlek (shousui) merupakan bagian dari adat istiadat.
Tradisi lainnya adalah menonton Pesta Imlek atau chunwan. Program TV tahunan ini, telah disiarkan sejak 1983, tetap menjadi unsur utama dalam perayaan Imlek. Selama empat setengah jam, program ini menampilkan pertunjukan lagu, tari-tarian, opera, komedi sketsa, bincang-bincang, seni bela diri dan akrobat. Sejak pesta ini tercantum dalam daftar Warisan Kebudayaan Tak Benda UNESCO, ajang tahun ini pun terus mengintegrasikan berbagai elemen kultural.
Dilansir CGTN, di Chongqing, atraksi wisata bertema warisan budaya tak benda juga berkembang pesat. Mulai dari seni potong kertas tradisional di provinsi Zhejiang hingga Festival Lampion di Zigong, berbagai orang mendatangi destinasi yang menawarkan pengalaman kultural menarik.
Angka pemesanan paket wisata, dan wilayah-wilayah yang memanfaatkan warisan budaya tak benda mengalami kenaikan arus wisatawan. Data dari Meituan Travel, platform layanan daring terkemuka di Tiongkok, menunjukkan pencarian informasi seputar atraksi wisata yang melibatkan warisan kebudayaan tak benda, seperti pertunjukan huohu (permainan pot api) di Guiyang, serta Festival Lampion Zigong, secara berturut-turut telah meningkat lima kali lipat dan dua kali lipat dibandingkan dua tahun sebelumnya.
Leave a reply
