Dirut Pertamina: Pembentukan 5 Subholding Telah Direncanakan Sejak 2016
Pembentukan 5 subholding dan 1 shipping company di bawah PT Pertamina (Persero) merupakan langkah restrukturisasi yang telah direncanakan Kementerian BUMN dan Komisi VI sejak 2016. Dengan demikian, pembentukan 5 subholding dan 1 perusahaan shipping itu bukan tiba-tiba.
“Di akhir tahun 2016, Kementerian BUMN sudah selesai menyusun program restrukturisasi BUMN yang saat itu disampaikan ke Komisi VI dan disusun dengan buku putih,” kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat menghadiri acara diskusi secara daring, Senin (15/6).
Nicke mengatakan, buku putih tersebut dikukuhkan Kementerian BUMN pada 2018. Di akhir tahun tersebut, terjadilah pembentukan subholding gas dijalankan oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk dan PT Pertamina Gas.
Sementara saat ini, kata Nicke, kondisi pandemi Covid-19 telah mendorong perseroan untuk mempercepat proses restrukturisasi dengan membentuk subholding upstream, refinery dan petrochemical, commercial dan trading, power dan new renewable energy, serta shipping company.
“Semua dunia sudah memprediksi akan terjadi transisi energi. Namun dengan adanya Covid-19, datangnya lebih cepat dari yang awal diperkirakan. Maka kita pun harus berubah lebih cepat, kalau menghadapi perubahan dalam badan yang besar, maka bergerak saja sulit apalagi melakukan perubahan,” kata Nicke.
Karena itu, kata Nicke, setelah menilai rentetan lini bisnis yang luas, dewasa, dan mampu meraup keuntungan, maka Pertamina memutuskan bahwa sudah saat yang tepat untuk melakukan spinoff agar masing-masing lini bisnis dapat berkembang secara mandiri dengan membentuk subholding.
Sementara holding akan fokus pada langkah strategis perusahaan dalam upaya mencapai target yang ditetapkan Menteri BUMN Erick Thohir kepada Pertamina yakni membawanya menjadi top 100 perusahaan global berdasarkan Fortune 500 dengan nilai valuasi pasar mencapai US$ 100 miliar.
“Kalau kita mau masuk jajaran itu, kita harus melakukan cara-cara yang dilakukan global company yang lainnya, akuisisi, IPO, inorganic growth, itu adalah hal yang secara business practice dilakukan bagi yang ingin melakukan pertumbuhan cepat,” kata Nicke.