Paper.id Luncurkan White Paper Komitmen Bantu Pelaku Usaha Lewat Teknologi Atasi Tantangan

Chief Product Officer dan Co-Founder Paper.id Jeremy Limman/Dok. Aftech
Platform invoicing dan pembayaran digital Paper.id meluncurkan White Paper 2025 Outlook: The Future of B2B Transactions in Indonesia – 5 Key Trends and Technologies. Peluncuran white paper dilakukan untuk menunjukkan komitmen perusahaan dalam membantu pelaku bisnis mengatasi tantangan operasional melalui solusi teknologi.
Chief Product Officer dan Co-Founder Paper.id Jeremy Limman mengatakan, pihaknya melalui white paper ingin menunjukkan bahwa tren teknologi digital dapat mendorong transformasi operasional business to business (B2B) menjadi lebih efisien dan inklusif. Pemanfaatan inovasi itu diprediksi membantu perusahaan tetap kompetitif di tengah ketidakpastian ekonomi global.
“Selama 2024, kami mengamati bahwa banyak pelaku bisnis di Indonesia terus mengadopsi teknologi untuk berbagai alasan, contohnya meningkatkan sumber revenue. Menariknya, meski digitalisasi sudah berjalan, masih ada kecenderungan rasa-ragu dalam memaksimalkan teknologi ini untuk operasional bisnis,” kata Jermy dalam acara Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Media Clinic bersama Paper.id di Penang Bistro Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (11/12).
Kemudian, kata Jeremy, perusahaan skala besar, mikro dan kecil sama-sama menghadapi tantangan dalam mengadopsi teknologi. Semisal, Paper.id menemukan pekerjaan yang mengoptimalkan manfaat teknologi seperti optical character recognition (OCR) untuk operasional dan administratif dari bisnis besar.
“Teknologi ini dapat memudahkan tim operasional perusahaan untuk mengidentifikasi kecocokan dokumen invoice dan form pemesanan dari berbagai template dan ragam penulisan barang,” kata Jeremy.
Selanjutnya, kata Jeremy, pemanfaatan berbagai inovasi pembayaran yang menggunakan kartu virtual dan pembayaran lintas batas, diprediksi akan menjadi strategi pemilik usaha untuk meningkatkan operasional usaha. Maraknya kemajuan teknologi di sektor pembayaran menjadi suatu hal yang penting untuk dilakukan.
Karena itu, kata Jeremy, kolaborasi antar-industri perbankan, regulator, dan asosiasi dinilai dapat memastikan inovasi yang diluncurkan sesuai dengan aturan yang berlaku, serta disosialisasikan dengan baik ke masyarakat. “Kami memprediksi pelaku bisnis akan semakin minat mengadopsi kecerdasan buatan (AI) dan mesin pintar (ML) untuk memenuhi kebutuhan pasar global yang berkembang pesat,” kata Jeremy.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum I Aftech Lily M. Sambuaga menambahkan, kolaborasi fintech dengan lintas sektor dapat menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing industri, dan mengakselerasi inklusi keuangan di Indonesia. Dalam hal itu, Aftech berkomitmen untuk mendorong kolaborasi antar-stakeholders agar menghasilkan inovasi yang aman, dapat diandalkan, dan mudah diakses oleh masyarakat Indonesia.
“Pada akhirnya, kolaborasi yang baik dan berkelanjutan secara bersamaan adalah kunci untuk menciptakan ekosistem ekonomi digital yang kompetitif, berkelanjutan, dan mampu bersaing di pasar global,” kata Lily.
Leave a reply
