
Sun Life Sediakan Rp10 Miliar untuk Program Komunitas Pemuda dan Olah Raga

Kolaborasi Sun Life dengan Beyond Sports/Dok. Sun Life
Sun Life memberikan donasi senilai Rp10 miliar untuk fasilitas dan program latihan basket bagi beberapa komunitas pemuda dan olah raga di Indonesia, Filipina, Hong Kong, Malaysia, Singapura, dan Vietnam.
Program filantropi yang dijalankan bersama Beyond Sport, yayasan olahraga global yang berfokus pada perubahan sosial ini merupakan respons atas laporan Active Healthy Kids Global Alliance 2022 yang didukung Sun Life. Laporan tersebut menyoroti kurangnya aktivitas fisik dan banyaknya perilaku sedentari di kalangan anak-anak dan remaja di Asia, yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, obesitas, gangguan kesehatan mental, serta berbagai kondisi kesehatan lainnya yang merugikan.
Menurut laporan tersebut, dalam hal aktivitas fisik, Hong Kong dan Malaysia mendapat nilai D, sementara Indonesia, Filipina, dan Vietnam mendapat nilai F. Hasil ini mengindikasikan bahwa kurang dari 20% anak berusia 6 sampai 17 tahun mencapai rata-rata aktivitas fisik moderat hingga intens selama minimal 60 menit setiap hari.
“Di Sun Life, kami berkomitmen membantu jutaan keluarga untuk meraih kemapanan finansial dan menjalani hidup yang lebih sehat. Kurangnya aktivitas fisik dan perilaku yang cenderung statis di kalangan generasi muda Asia telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, dan berisiko terhadap peningkatan berbagai kondisi kesehatan serius. Oleh karenanya, perlu ada upaya untuk meningkatkan kesadaran serta menyediakan fasilitas dan edukasi berkualitas tentang pentingnya gaya hidup sehat, terutama bagi komunitas yang kurang mampu. Kami bangga bisa berkolaborasi dengan Beyond Sport dan mitra strategis lokal lainnya untuk menyajikan solusi inovatif dan menciptakan dampak sosial yang lebih luas di Asia,” kata Vice President, Branding Communications & Client Experience Sun Life Indonesia, Kaiser Simanungkalit dalam keterangan resminya.
Executive Director Beyond Sport, Fred Turner menekankan bagaimana anak muda di berbagai belahan dunia kerap menghadapi hambatan dalam mengakses olahraga dan segala manfaatnya.
“Hambatan tersebut terkadang hanya soal ketersediaan ruang yang aman untuk berolahraga dan bermain,” katanya.